Perangkat pertandingan cabang olahraga sepak takraw PON XXI Aceh-Sumut memberikan aplaus atau pujian terhadap pemisahan penonton laki-laki dan perempuan di Gedung Idi Sport Center, Kabupaten Aceh Timur.
"Kami salut dan memberikan aplaus kepada panitia daerah yang memisahkan penonton laki-laki dan perempuan. Ini yang pertama selama saya terlibat dalam PON, baik sebagai atlet maupun perangkat pertandingan," kata Jumaidi Iskhak di Aceh Timur, Rabu.
Jumaidi Iskhak merupakan perangkat pertandingan yang bertugas dewan hakim cabang olahraga sepak takraw PON XXI Aceh-Sumut. Dewan hakim bertugas menyelesaikan permasalahan apabila tidak bisa diselesaikan di lapangan.
Menurut Jumaidi, pemisahan penonton laki-laki dan perempuan ini patut menjadi contoh. Pemisahan ini juga memberikan ekspresi lebih perempuan dalam mendukung atlet.
"Memang, pemisahan ini karena Aceh menerapkan syariat Islam. Namun, pemisahan ini memberi dampak positif bagi perempuan. Apalagi ada perempuan terkadang risi saat bergabung dalam keramaian dengan laki-laki," katanya.
Selain pemisahan penonton, Jumaidi juga mengaku pelayan selama di Aceh cukup memuaskan. Pelayanannya juga memenuhi standar dalam sebuah pelaksanaan kegiatan olahraga tingkat nasional.
"Tidak ada keluhan yang kami sampaikan, semuanya memuaskan. Masyarakatnya juga ramah. Kemeriahan di setiap pertandingan juga terlihat. Dan yang paling berkesan adalah pemisahan penonton laki-laki dan perempuan," kata Jumaidi Iskhak
Senada juga disampaikan HM Amkar, pelatih sepak takraw putra Sulawesi Selatan. Ia mengatakan pelayanan selama di Kabupaten Aceh Timur cukup bagus dan memenuhi ekspektasi.
"Ternyata hal negatif dipikirkan orang tentang Aceh, tidak seperti kenyataan. Masyarakatnya ramah dan sopan, daerahnya juga aman serta mendukung atlet dalam bertanding. Jadi, kami senang selama berada di Aceh Timur," kata HM Amkar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Kami salut dan memberikan aplaus kepada panitia daerah yang memisahkan penonton laki-laki dan perempuan. Ini yang pertama selama saya terlibat dalam PON, baik sebagai atlet maupun perangkat pertandingan," kata Jumaidi Iskhak di Aceh Timur, Rabu.
Jumaidi Iskhak merupakan perangkat pertandingan yang bertugas dewan hakim cabang olahraga sepak takraw PON XXI Aceh-Sumut. Dewan hakim bertugas menyelesaikan permasalahan apabila tidak bisa diselesaikan di lapangan.
Menurut Jumaidi, pemisahan penonton laki-laki dan perempuan ini patut menjadi contoh. Pemisahan ini juga memberikan ekspresi lebih perempuan dalam mendukung atlet.
"Memang, pemisahan ini karena Aceh menerapkan syariat Islam. Namun, pemisahan ini memberi dampak positif bagi perempuan. Apalagi ada perempuan terkadang risi saat bergabung dalam keramaian dengan laki-laki," katanya.
Selain pemisahan penonton, Jumaidi juga mengaku pelayan selama di Aceh cukup memuaskan. Pelayanannya juga memenuhi standar dalam sebuah pelaksanaan kegiatan olahraga tingkat nasional.
"Tidak ada keluhan yang kami sampaikan, semuanya memuaskan. Masyarakatnya juga ramah. Kemeriahan di setiap pertandingan juga terlihat. Dan yang paling berkesan adalah pemisahan penonton laki-laki dan perempuan," kata Jumaidi Iskhak
Senada juga disampaikan HM Amkar, pelatih sepak takraw putra Sulawesi Selatan. Ia mengatakan pelayanan selama di Kabupaten Aceh Timur cukup bagus dan memenuhi ekspektasi.
"Ternyata hal negatif dipikirkan orang tentang Aceh, tidak seperti kenyataan. Masyarakatnya ramah dan sopan, daerahnya juga aman serta mendukung atlet dalam bertanding. Jadi, kami senang selama berada di Aceh Timur," kata HM Amkar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024