Sebanyak 480 prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 111/Karma Bhakti kembali ke Provinsi Aceh usai melaksanakan misi Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas-Pamtas) Statis Republik Indonesia dengan Papua Nugini (RI-PNG).
Kepulangan Satgas Yonif 111/Karma Bhakti disambut langsung oleh Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Niko Fahrizal di Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
“Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Satgas Pamtas Yonif 111/Karma Bhakti, telah berhasil menjaga kedaulatan wilayah perbatasan RI-PNG serta menciptakan suasana aman dan kondusif bagi masyarakat di sekitar perbatasan,” Niko Fahrizal di Aceh Utara, Senin.
Prajurit Satgas Yonif 111 RK Karma Bhakti ini pulang ke Tanah Rencong menggunakan Kapal KRI dr Soeharso 990 yang dipimpin Komandan Kapal Kolonel Laut (P) Suryadi, dengan waktu tempuh dari Papua tiba di Aceh lebih kurang satu bulan.
Pangdam IM menjelaskan menjaga wilayah perbatasan bukan tugas yang mudah. Kondisi medan yang berat, keterbatasan fasilitas, serta tantangan lain di lapangan membutuhkan keuletan, ketahanan fisik dan mental yang prima.
Sebab itu, lanjut Niko, dirinya bangga kepada para prajurit yang mampu mengatasi rintangan tersebut dengan profesionalisme yang tinggi, penuh tanggung jawab dan kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca: 345 prajurit TNI sudah kembali ke Aceh dari Papua
“Keberhasilan personel TNI Kodam IM dari Aceh sudah berhasil di Papua, masyarakat Papua menangis saat perpisahan kepulangan pasukan kita prajurit TNI, mereka merasa kehilangan, artinya, selain melaksanakan tugas yang mulai, juga bisa memuliakan tuan rumah,” ujarnya.
Ia menilai keberhasilan prajurit dalam membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat di wilayah perbatasan menjadi landasan bagi tugas-tugas TNI di masa mendatang yang selalu mengedepankan kemitraan dengan masyarakat.
Menurut dia, prajurit TNI melaksanakan Satgas Pamtas sekitar 16 bulan. Mereka harus mengubur kerinduan bersama istri dan anak-anaknya. Begitu juga keluarganya, senantiasa bersabar dan berdoa kelancaran tugas demi negara dan menunggu kepulangan dengan selamat.
“Pentingnya peran keluarga dalam mendukung tugas prajurit. Atensi harus diberikan pada aspek kesejahteraan prajurit dan keluarganya, baik selama bertugas maupun setelah kembali, karena dukungan keluarga menjadi elemen penting dalam keberhasilan tugas,” ujarnya.
Pangdam IM meminta kepada setiap prajurit untuk tetap mempertahankan profesionalisme, selalu bersinergi dengan komponen bangsa lain, baik dari aparatur negara maupun dari masyarakat.
“Ingat, kita lahir dari rakyat, bekerja untuk rakyat dan akan kembali menjadi rakyat, maka cintai rakyat, sehingga rakyat akan mencintai TNI,” ujarnya.
Upacara penyambutan turut dihadiri Danrem 011/LW Kolonel Inf Ali Imran, para Asisten Kasdam IM, Danbrig 25/Siwah Kolonel Inf Raja Gunung Nasution, Pj Bupati Aceh Utara Mahyuzar, Pj Wali Kota Lhokseumawe A Hanan, Kapolres Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe dan unsur lainnya.
Baca: Pangdam IM ajak prajurit jadikan HUT TNI momentum mawas diri
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepulangan Satgas Yonif 111/Karma Bhakti disambut langsung oleh Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Niko Fahrizal di Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
“Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Satgas Pamtas Yonif 111/Karma Bhakti, telah berhasil menjaga kedaulatan wilayah perbatasan RI-PNG serta menciptakan suasana aman dan kondusif bagi masyarakat di sekitar perbatasan,” Niko Fahrizal di Aceh Utara, Senin.
Prajurit Satgas Yonif 111 RK Karma Bhakti ini pulang ke Tanah Rencong menggunakan Kapal KRI dr Soeharso 990 yang dipimpin Komandan Kapal Kolonel Laut (P) Suryadi, dengan waktu tempuh dari Papua tiba di Aceh lebih kurang satu bulan.
Pangdam IM menjelaskan menjaga wilayah perbatasan bukan tugas yang mudah. Kondisi medan yang berat, keterbatasan fasilitas, serta tantangan lain di lapangan membutuhkan keuletan, ketahanan fisik dan mental yang prima.
Sebab itu, lanjut Niko, dirinya bangga kepada para prajurit yang mampu mengatasi rintangan tersebut dengan profesionalisme yang tinggi, penuh tanggung jawab dan kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca: 345 prajurit TNI sudah kembali ke Aceh dari Papua
“Keberhasilan personel TNI Kodam IM dari Aceh sudah berhasil di Papua, masyarakat Papua menangis saat perpisahan kepulangan pasukan kita prajurit TNI, mereka merasa kehilangan, artinya, selain melaksanakan tugas yang mulai, juga bisa memuliakan tuan rumah,” ujarnya.
Ia menilai keberhasilan prajurit dalam membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat di wilayah perbatasan menjadi landasan bagi tugas-tugas TNI di masa mendatang yang selalu mengedepankan kemitraan dengan masyarakat.
Menurut dia, prajurit TNI melaksanakan Satgas Pamtas sekitar 16 bulan. Mereka harus mengubur kerinduan bersama istri dan anak-anaknya. Begitu juga keluarganya, senantiasa bersabar dan berdoa kelancaran tugas demi negara dan menunggu kepulangan dengan selamat.
“Pentingnya peran keluarga dalam mendukung tugas prajurit. Atensi harus diberikan pada aspek kesejahteraan prajurit dan keluarganya, baik selama bertugas maupun setelah kembali, karena dukungan keluarga menjadi elemen penting dalam keberhasilan tugas,” ujarnya.
Pangdam IM meminta kepada setiap prajurit untuk tetap mempertahankan profesionalisme, selalu bersinergi dengan komponen bangsa lain, baik dari aparatur negara maupun dari masyarakat.
“Ingat, kita lahir dari rakyat, bekerja untuk rakyat dan akan kembali menjadi rakyat, maka cintai rakyat, sehingga rakyat akan mencintai TNI,” ujarnya.
Upacara penyambutan turut dihadiri Danrem 011/LW Kolonel Inf Ali Imran, para Asisten Kasdam IM, Danbrig 25/Siwah Kolonel Inf Raja Gunung Nasution, Pj Bupati Aceh Utara Mahyuzar, Pj Wali Kota Lhokseumawe A Hanan, Kapolres Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe dan unsur lainnya.
Baca: Pangdam IM ajak prajurit jadikan HUT TNI momentum mawas diri
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024