Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh telah membantu melunasi uang kuliah tunggal (UKT) sebanyak 1.200 mahasiswa setempat yang kurang mampu atau sedang mengalami beban berat ekonomi keluarganya.
"Terkait dengan mahasiswa yang kita bayar UKT-nya lewat dana Islamic Trust Fund (ITF) dalam dua tahun terakhir itu sebanyak 1.200 orang," kata Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Mujiburrahman, di Banda Aceh, Selasa.
Islamic Trust Fund (ITF) merupakan lembaga pengelola dana sosial UIN Ar-Raniry Banda Aceh, mereka mengumpulkan dana-dana sumbangan atau infaq dari alumni, karyawan, dosen serta berbagai pihak dermawan lainnya.
Baca juga: UIN Ar-Raniry kembali usul 15 guru besar, sejauh ini sudah ada 45 orang
Dirinya menyebutkan, 1.200 mahasiswa yang dibantu UKT nya tersebut terhitung sejak 2022 hingga awal 2024. Mereka dari berbagai angka. Total biaya yang dikeluarkan ITF sendiri untuk membantu mereka lebih kurang sudah mencapai Rp2 miliar.
Biaya UKT yang dibayarkan oleh ITF tersebut tidak berkelanjutan hingga mahasiswa selesai kuliah, tetapi hanya cukup sekali ketika dalam kondisi emergency. Selebihnya dibayarkan sendiri seperti biasanya.
Prof Mujib menjelaskan, bantuan biaya UKT tersebut diberikan kepada mahasiswa yang dikategorikan dalam kondisi darurat atau keluarga mereka sedang dalam keadaan perekonomian sulit, sehingga tidak mampu membayar UKT di semester tertentu.
"Itu kondisinya itu bahasa kami itu mahasiswa yang emergency. Kalau ngak kita bayar mereka akan drop out. Jadi itu kondisinya betul-betul mereka tidak punya uang untuk membayarnya," ujarnya.
Tidak hanya mahasiswa kurang mampu, kata dia, mahasiswa yang dibantu UKT nya tersebut juga yang keluarganya dalam musibah atau dilanda masalah keuangan lainnya.
Misal, lanjut Prof Mujib, orang tuanya kontraktor, tetapi tahun itu memang tidak ada pekerjaan sama sekali. Sehingga ITF membuka pengajuan permohonan biaya pendidikannya.
"Jadi dari permohonan yang diajukan nantinya pihak ITF itu akan diseleksi. Kemudian datanya kita cross-check, begitu dapat informasi ternyata betul dia memang tidak sanggup, itu diberikan," katanya.
Dirinya menambahkan, kondisi ekonomi mahasiswa UIN Ar-Raniry sekitar 60 persen berasal dari keluarga menengah ke bawah. Maka, jika kampus tidak mencari solusi, dikhawatirkan mereka bisa putus kuliah.
"Karena prinsip kami itu, siapapun mahasiswa yang masuk ke UIN Ar-Raniry tidak boleh berhenti kuliah gara-gara tidak sanggup bayar UKT," demikian Prof Mujiburrahman.
Baca juga: Mahasiswa UIN Ar-Raniry peroleh beasiswa sampai akhir studi
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Terkait dengan mahasiswa yang kita bayar UKT-nya lewat dana Islamic Trust Fund (ITF) dalam dua tahun terakhir itu sebanyak 1.200 orang," kata Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Mujiburrahman, di Banda Aceh, Selasa.
Islamic Trust Fund (ITF) merupakan lembaga pengelola dana sosial UIN Ar-Raniry Banda Aceh, mereka mengumpulkan dana-dana sumbangan atau infaq dari alumni, karyawan, dosen serta berbagai pihak dermawan lainnya.
Baca juga: UIN Ar-Raniry kembali usul 15 guru besar, sejauh ini sudah ada 45 orang
Dirinya menyebutkan, 1.200 mahasiswa yang dibantu UKT nya tersebut terhitung sejak 2022 hingga awal 2024. Mereka dari berbagai angka. Total biaya yang dikeluarkan ITF sendiri untuk membantu mereka lebih kurang sudah mencapai Rp2 miliar.
Biaya UKT yang dibayarkan oleh ITF tersebut tidak berkelanjutan hingga mahasiswa selesai kuliah, tetapi hanya cukup sekali ketika dalam kondisi emergency. Selebihnya dibayarkan sendiri seperti biasanya.
Prof Mujib menjelaskan, bantuan biaya UKT tersebut diberikan kepada mahasiswa yang dikategorikan dalam kondisi darurat atau keluarga mereka sedang dalam keadaan perekonomian sulit, sehingga tidak mampu membayar UKT di semester tertentu.
"Itu kondisinya itu bahasa kami itu mahasiswa yang emergency. Kalau ngak kita bayar mereka akan drop out. Jadi itu kondisinya betul-betul mereka tidak punya uang untuk membayarnya," ujarnya.
Tidak hanya mahasiswa kurang mampu, kata dia, mahasiswa yang dibantu UKT nya tersebut juga yang keluarganya dalam musibah atau dilanda masalah keuangan lainnya.
Misal, lanjut Prof Mujib, orang tuanya kontraktor, tetapi tahun itu memang tidak ada pekerjaan sama sekali. Sehingga ITF membuka pengajuan permohonan biaya pendidikannya.
"Jadi dari permohonan yang diajukan nantinya pihak ITF itu akan diseleksi. Kemudian datanya kita cross-check, begitu dapat informasi ternyata betul dia memang tidak sanggup, itu diberikan," katanya.
Dirinya menambahkan, kondisi ekonomi mahasiswa UIN Ar-Raniry sekitar 60 persen berasal dari keluarga menengah ke bawah. Maka, jika kampus tidak mencari solusi, dikhawatirkan mereka bisa putus kuliah.
"Karena prinsip kami itu, siapapun mahasiswa yang masuk ke UIN Ar-Raniry tidak boleh berhenti kuliah gara-gara tidak sanggup bayar UKT," demikian Prof Mujiburrahman.
Baca juga: Mahasiswa UIN Ar-Raniry peroleh beasiswa sampai akhir studi
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024