Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Tim riset Natural Aceh mulai melakukan penelitian terhadap hewan mamalia jenis kelelawar di Gunung Seulawah menyusul ditemukan kelelawar raksasa di Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

"Komposisi dan keragaman kelelawar di Gunung Seulawah, kita fokuskan diteliti. Beberapa waktu lalu, telah ditemukan kelelawar raksasa di daerah Saree dan Lamteuba," ujar Ketua Tim Peneliti Riset Natural Aceh, Ellena Yusti di Banda Aceh, Kamis.

Menurutnya, penelitian itu memakan waktu selama empat bulan sejak awal September ini untuk tim mendata dan mengidentifikasi seluruh jenis kelelawar di Gunung Seulawah.

Ia mengatakan, provinsi paling Barat terakhir kali melakukan penelitian hewan mamalia yang menyusui dan berkembang biak dengan cara melahirkan tahun 1992 di Gunung Leuser.

Seperti diketahui, kelelawar merupakan hewan pemakan buah atau mengambil nektar dari buah tersebut, yang berperan penting bagi penyerbukan bunga tanaman di perkebunan warga setempat.

Kotoran hewan ini mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi. Tempat tinggalnya selalu di pohon, secara otomatis kotoran mampu menyuburkan tanah di sekitarnya.

"Kami berharap, hasil penelitian terhadap hewan mamalia ini bisa dipublikasikan demi kepentingan ilmu pengetahuan," paparnya.

"Paling penting lagi diharapkan warga tidak cuma di Aceh, menyadari pentingnya peranan kelelawar di lingkungan mereka. Sehingga tidak diusir, dan diburu," terang Ellena.

Ketua Natural Aceh, Zainal Abidin Suarja berterima kasih kepada musyawarah pimpinan daerah di Aceh Besar yang sangat akomodatif dan membantu terlaksananya penelitian ini.

Dia mengaku, saat ini tim riset kelelawar telah mengumpulkan dengan menangkap paling sedikit 200 ekor kelelawar di enam titik lokasi dari empat habitat kelelawar yang berbeda.

"Kita harap masyarakat jangan terkejut, bila menemukan kelelawar mempunyai gelang hijau. Karena sebagai penanda bahwa kelelawar itu telah diukur dan diidentifikasi oleh kita. Semoga kita bisa dapatkan jenis kelelawar baru," tutur dia.


Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017