Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Ratusan warga tiga desa di Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan memprotes pekerjaan proyek tanggul sungai di Gampong (desa) Paya, Kecamatan Kluet Utara, karena berdampak semakin parahnya terjadi erosi di wilayah kampung mereka.

Keuchik (Kades) Gampong Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Sudirman di Tapaktuan, Selasa menyebutkan, perwakilan tokoh masyarakat telah menemui anggota DPRK Aceh Selatan, Senin (11/9) untuk menyampaikan keluhan tersebut.

Tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan ini antara lain, Imum Mukim Perdamaian, Mukhlizar dan Imum Mukim Makmur, H Syamsulizar, dan Keuchik Paya Dapur, Mursalin, dan Camat Kluet Timur Muriadi. Audiensi perwakilan masyarakat yang diterima anggota DPRK, Kamalul.

Dalam paparannya tokoh masyarakat setempat mengatakan, keputusan pemerintah kembali melanjutkan pembangunan tanggul pengaman tebing di sepanjang bantaran Sungai Gampong Paya telah memantik aksi protes warga, karena proyek tersebut telah mengakibatkan semakin parah terjadi erosi di sepanjang bantaran sungai.

Pasalnya, tanggul pengaman tebing menggunakan batu gajah yang dibangun di bantaran Sungai Gampong Paya justru dibangun dengan cara melintangi sungai yang memisahkan kedua kecamatan dimaksud.

Akibatnya, arus Sungai Kluet yang mengalir deras mengalami pantulan karena sudah terhalang dengan tanggul batu gajah melintangi sungai sehingga berbalik menghantam bantaran di seberang sungai wilayah Kluet Timur.

Sebenarnya, ujar warga, kondisi erosi di sepanjang bantaran sungai tiga desa di Kluet Timur telah berlangsung sejak lama.

Namun pasca pembangunan tanggul di bantaran sungai Kampung Paya makin memperparah bencana erosi di Kluet Timur.

Sudirman menyebutkan, dampak dari makin parah bencana erosi sedikitnya puluhan hektare lahan pertanian warga sudah amblas ke dasar sungai.

"Kami meminta kepada Pemkab Aceh Selatan dan Pemerintah Aceh segera mengambil kebijakan strategis untuk mengatasi persoalan tersebut, sebab jika tidak ditangani segera hantaman erosi akan mengancam pemukiman penduduk yang berada di sepanjang bantaran sungai," kata Sudirman.

Ia menyebutkan, kondisi saat ini puluhan hektare lahan pertanian warga seperti kakao, sawit, cabai dan jagung telah amblas ke dasar sungai.

Sekitar beberapa meter lagi dari lahan pertanian warga tersebut terdapat rumah-rumah penduduk, sehingga jika tidak ditanggulangi segera maka keberadaan rumah penduduk juga bakal terancam amblas.

Camat Kluet Timur, Muriadi membenarkan bahwa dampak dari pembangunan tanggul pengaman tebing sumber APBA tahun 2017 yang melintangi sungai di Gampong Paya, Kluet Utara telah berdampak semakin parah terjadi erosi di tiga desa di Kluet Timur.

Menurut Muriadi, jauh-jauh hari sebelumnya kebijakan pembangunan tanggul tersebut telah sempat menuai aksi protes dari warga Kluet Timur, akibatnya, proses pekerjaan proyek tahun 2015 sempat dihentikan oleh Pemkab Aceh Selatan.

"Pekerjaan proyek ini sudah sempat menuai gejolak di tengah-tengah warga sehingga harus dihentikan. Tapi entah bagaimana pekerjaannya justru kembali dilanjutkan pada tahun 2017," sesal Muriadi.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, sambung Muriadi, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas teknis terkait di Tapaktuan untuk mengambil langkah-langkah strategis.

Beberapa usulan program kegiatan yang telah diajukan, kata dia, diantaranya pembangunan tanggul pengaman tebing di sepanjang sungai tiga gampong di Kluet Timur dan pengerukan pulau kecil di tengah-tengah sungai Krueng Kluet sehingga muara sungai dapat diluruskan.

"Namun langkah pengerukan atau penghancuran pulau kecil dimaksud sejauh ini masih mengalami kendala karena belum disetujui oleh pemiliknya. Padahal status kepemilikan pulau kecil tersebut patut dipertanyakan karena tanah yang membentuk pulau kecil d itengah-tengah sungai itu merupakan tanah tumbuh yang seharusnya tanpa pemilik," kata Muriadi.

Menyikapi persoalan ini, anggota DPRK Aceh Selatan, Kamalul meminta kepada Gubernur Aceh Irwandi Yusuf segera mengevaluasi kembali realisasi pekerjaan proyek pembangunan tanggul di Kampung Paya yang sedang dalam proses pekerjaan sekarang ini.

Legislator dari Partai Golkar ini menduga keberadaan proyek tersebut berpotensi akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat Kluet Timur karena mulai dari perencanaan awal hingga pada proses pelaksanaan di lapangan telah terjadi kesalahan.

"Kami berharap persoalan ini segera mendapat perhatian serius Gubernur Aceh. Sebab jika bencana erosi terus meluas maka dikhawatirkan akan terjadi aksi protes besar-besaran dari warga setempat," tegasnya.

Ia berharap, jika proyek tersebut benar-benar ditinjau ulang maka proses pekerjaan proyek ke depannya diharapkan benar-benar difokuskan pada pembangunan tanggul pengaman tebing di sepanjang bantaran sungai ke dua wilayah kecamatan serta pelurusan muara sungai dengan cara pengerukan pulau kecil yang membelah sungai di perbatasan kedua kecamatan tersebut.

"Solusi jalan tengah penyelesaian persoalan ini kami pikir adalah harus di lakukan pengerukan pulau kecil ditengah-tengah sungai kemudian dibangun tebing di sepanjang bantaran sungai kedua wilayah kecamatan," katanya.


Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017