Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyatakan Pemerintah Aceh berencana membeli pesawat untuk menjaga kekayaan laut Aceh serta mencegah penyelundupan sabu-sabu dan barang terlarang yang marak terjadi melalui jalur laut.

"Rencana pembelian pesawat tersebut sebagaimana yang diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh Perubahan (APBA-P) tahun 2017," kata kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin di Banda Aceh, Rabu.

Mulyadi mengatakan sesuai pernyataan Gubernur Irwandi Yusuf, ikan yang ada di laut Aceh habis bukan karena ditangkap oleh nelayan Aceh, tetapi habis karena dicuri oleh nelayan illegal yang datang dari mancanegara, sehingga Aceh mengalami kerugian mencapai puluhan triliun Rupiah setiap tahun.

"Selama ini banyak kapal pencuri ikan datang ke perairan Aceh untuk menguras hasil laut Aceh. "Kamla (Keamanan Laut) dan Angkatan Laut tidak mampu mengawal laut kita, makanya kita memerlukan patroli laut yang masif, cepat, dan murah," jelas Irwandi.

Ia menambahkan, untuk mengawal perairan Aceh memerlukan paling sedikit enam unit pesawat udara yang dilengkapi dengan alat penjejak kapal penangkap ikan illegal. Adapun harga dari pesawat itu kata Irwandi adalah Rp 2 Milyar per unit dan untuk membuat pesawat terbang tidak akan selesai dalam satu tahun.

"Kalau kita order sekarang, akhir tahun 2018 baru selesai.  Pada saat order kita harus bayar panjar 30 persen.  Tidak ada panjar tidak ada pesawat. Jadi kalau kita order tahun ini kita harus bayar panjar sekitar Rp4,5 M untuk 6 pesawat," katanya.

Irwandi menambahkan, jika pemerintah berhasi menghalau separuh saja dari kapal pencuri ikan maka Triliunan Rupiah kekayaan laut Aceh akan terselamatkan oleh kegiatan patroli 6 unit pesawat terbang Aceh yang total harganya Rp12 M untuk semua pesawat. 
   
"Pesawat-pesawat ini juga bisa dipakai untuk melacak perahu penyeludup Sabu-sabu di Selat Malaka," katanya.


Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017