Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat nilai tukar petani (NTP) daerah tersebut pada September 2017 mengalami penurunan indeks 0,31 persen atau karena yang dihasilkan cuma 94,18 poin dibanding bulan sebelumnya.

"Ini akibat hanya dua subsektor yang meningkat yakni hortikultura, dan tanaman perkebunan rakyat," ujar Kepala BPS Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Selasa.

Peningkatan kedua subsektor tersebut, lanjutnya, telah mengakibatkan indeks yang diterima petani (IT) meningkat sedikit cuma 0,06 persen, sedangkan indeks dibayar petani (IB) meningkat 0,38 persen.

Sedangkan penurunan NTP terjadi di tiga subsektor yakni tanaman pangan, peternakan, dan perikanan dibandingkan pada Agustus tahun 2017.

"Untuk kenaikan NTP tertinggi di tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,08 persen. Tapi, di sisi lain penurunan terbesar terjadi pada subsektor perikanan sebesar 1,63 persen," kata dia.

Ia melanjutkan, untuk indeks harga yang diterima petani bulan September meningkat sebesar 0,06 persen, dibandingkan periode sebelumnya.

Peningkatan nilai IT ini terjadi pada dua subsektor yakni hortikultura, dan tanaman perkebunan rakyat akibat kenaikan harga komoditas sayur serta buah, dan membaiknya kelapa sawit.

"IT kedua subsektor ini masing-masing 1,14 persen, dan 121 persen. Sedangkan IT ketiga subsektor lain turun, dan penurunan tertinggi pada subsektor perikanan 1,19 persen," terangnya.

Pada September tahun 2017, indek harga yang dibayar petani di Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,38 persen, dibanding periode sebelumnya.

Seperti diketahui, jumlah petani dan nelayan di Provinsi Aceh dirilis oleh BPS Aceh tahun 2015 tercatat total 71.064 orang yang tersebar di 23 kabupaten/kota.

"Peningkatan IB, terjadi seluruh subsektor dengan kenaikan tertinggi di tanaman pangan 0,47 persen. Sedangkan keempat subsektor lain, bertambah dengan kisaran 0,99 persen hingga 1,12 persen," jelas Wahyudin.

Data BPS September tahun 2017, dari 33 provinsi yang dilaporkan, tercatat sembilan provinsi mengalami penurunan NTP. Tertinggi di Bangka Belitung 0,95 persen, dan terendah di Sumatera Utara.

Sedangkan 24 provinsi lain mengalami kenaikan NTP dengan tertinggi di Sumatera Selatan 2,16 persen, dan terendah di Sulawesi Tenggara 0,03 persen.


Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017