Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kabupaten Aceh Timur, menyatakan produksi ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di pelabuhan tersebut mencapai 9.408 ton selama periode Januari hingga Desember 2024.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah PPN Idi Ermansyah di Aceh Timur, Selasa, mengatakan tangkapan ikan nelayan tersebut mengalami penurunan dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 11,28 ribu ton.
"Tahun ini, tangkapan ikan nelayan menurun disebabkan banyak faktor, di antaranya cuaca buruk di perairan Selat Malaka, sehingga nelayan tidak bisa beraktivitas secara normal dalam menangkap ikan," kata Ermansyah.
Ermansyah menyebutkan hasil tangkapan ikan nelayan pada 2024 didominasi jenis ikan tongkol mencapai 3.593 ton. Kemudian, jenis ikan selayang sebanyak 2.725 ton, dan ikan cakalang sebanyak 2.371 ton.
Berikutnya, jenis ikan tuna sebanyak 162 ton, ikan bawal mencapai 39 ton, ikan kembung sebanyak 84 ton, ikan bentong mencapai 134 ton, serta jenis ikan lainnya sebanyak 297 ton.
"Hasil tangkapan ikan nelayan ini dijual sebagian di PPN, serta ke pasar-pasar di Kabupaten Aceh Timur dan ke kabupaten kota lainnya di Provinsi Aceh. Ada juga sebagian dipasarkan ke Sumatera Utara, seperti Medan dan Sibolga," katanya.
Baca: Irjen KKP minta nelayan Aceh tak merusak ekologi saat menangkap ikan
Ermansyah mengatakan PPN Idi mampu menyerap tenaga kerja di antaranya 6.400 nelayan, sebanyak 350 orang sebagai buruh pelabuhan, dan 125 orang sebagai pedagang.
"Sedangkan jumlah kapal motor yang menangkap ikan ada sekitar 395 unit dengan bobot berkisar lima gross ton atau GT hingga 100 GT," kata Ermansyah menyebutkan.
Terkait harga ikan di PPN Idi, kata dia, berfluktuatif. Harga tergantung hasil tangkapan, di saat tangkapan banyak, maka harganya turun. Sebaliknya, jika tangkapan kurang, maka harganya naik.
"Kami berharap ke depan harga ikan bisa lebih stabil, sehingga kesejahteraan masyarakat nelayan meningkat. Kami juga secara bertahap berupaya mengatasi permasalahan yang selama ini dihadapi nelayan di PPN Idi, di antara pendangkalan muara dan alur pelayaran kapal," kata Ermansyah.
Baca: Perlu solusi untuk tangani turunnya harga ikan di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah PPN Idi Ermansyah di Aceh Timur, Selasa, mengatakan tangkapan ikan nelayan tersebut mengalami penurunan dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 11,28 ribu ton.
"Tahun ini, tangkapan ikan nelayan menurun disebabkan banyak faktor, di antaranya cuaca buruk di perairan Selat Malaka, sehingga nelayan tidak bisa beraktivitas secara normal dalam menangkap ikan," kata Ermansyah.
Ermansyah menyebutkan hasil tangkapan ikan nelayan pada 2024 didominasi jenis ikan tongkol mencapai 3.593 ton. Kemudian, jenis ikan selayang sebanyak 2.725 ton, dan ikan cakalang sebanyak 2.371 ton.
Berikutnya, jenis ikan tuna sebanyak 162 ton, ikan bawal mencapai 39 ton, ikan kembung sebanyak 84 ton, ikan bentong mencapai 134 ton, serta jenis ikan lainnya sebanyak 297 ton.
"Hasil tangkapan ikan nelayan ini dijual sebagian di PPN, serta ke pasar-pasar di Kabupaten Aceh Timur dan ke kabupaten kota lainnya di Provinsi Aceh. Ada juga sebagian dipasarkan ke Sumatera Utara, seperti Medan dan Sibolga," katanya.
Baca: Irjen KKP minta nelayan Aceh tak merusak ekologi saat menangkap ikan
Ermansyah mengatakan PPN Idi mampu menyerap tenaga kerja di antaranya 6.400 nelayan, sebanyak 350 orang sebagai buruh pelabuhan, dan 125 orang sebagai pedagang.
"Sedangkan jumlah kapal motor yang menangkap ikan ada sekitar 395 unit dengan bobot berkisar lima gross ton atau GT hingga 100 GT," kata Ermansyah menyebutkan.
Terkait harga ikan di PPN Idi, kata dia, berfluktuatif. Harga tergantung hasil tangkapan, di saat tangkapan banyak, maka harganya turun. Sebaliknya, jika tangkapan kurang, maka harganya naik.
"Kami berharap ke depan harga ikan bisa lebih stabil, sehingga kesejahteraan masyarakat nelayan meningkat. Kami juga secara bertahap berupaya mengatasi permasalahan yang selama ini dihadapi nelayan di PPN Idi, di antara pendangkalan muara dan alur pelayaran kapal," kata Ermansyah.
Baca: Perlu solusi untuk tangani turunnya harga ikan di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024