Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Aceh Selatan menyesalkan kebijakan Pemerintah Aceh dan Pemkab setempat menaikkan harga eceran tertinggi (HET) LPG bersubsidi  3 Kg mencapai Rp23.000/tabung.

"Kami menilai kebijakan pemerintah menaikkan HET LPG 3 Kg mencapai Rp23.000/tabung belum tepat. Apalagi kondisi perekonomian masyarakat Aceh khususnya Aceh Selatan sekarang ini sedang sulit," kata Sekretaris IMM Aceh Selatan, Zulfandi SH kepada wartawan di Tapaktuan, Rabu.

Disebutkan, kondisi perekonomian masyarakat Aceh khususnya Aceh Selatan sedang sulit, karena minimnya ketersediaan lapangan kerja baru sementara harga kebutuhan pokok terus merangkak naik.

Sulitnya mata pencaharian masyarakat Aceh Selatan sekarang ini, kata Zulfandi, disebabkan perkebunan pala yang merupakan mata pencaharian utama mayoritas masyarakat setempat sudah tidak mendukung lagi.

Keberadaan perkebunan pala di wilayah Aceh Selatan, kata dia, telah banyak yang mati akibat diserang hama penggerek batang dan jamur akar putih. Akibatnya, banyak petani yang terpaksa mengalihkan mata pencahariannya menjadi buruh bangunan.

"Dengan matinya mayoritas perkebunan pala di daerah ini telah mengakibatkan perekonomian masyarakat anjlok drastis. Nah, disaat perekonomian sedang morit-marit, seharusnya pemerintah tidak mengambil kebijakan menaikkan HET LPG 3 Kg. Sebab kebijakan tersebut justru makin memberatkan beban hidup mereka," sesalnya.

Selain masalah anjlok perekonomian masyarakat, sambung Zulfandi, kenaikan HET LPG 3 Kg juga tidak didukung dengan ketersediaan tabung gas bersubsidi kemasaran 3 Kg di pasaran.

Ia memprediksi bahwa persoalan kelangkaan dan melonjaknya harga gas di pasaran akan bertambah parah nantinya pasca pemberlakuan HET terbaru tersebut.

"Logikanya adalah disaat HET sebesar Rp20.500/tabung saja, keberadaan gas di pasaran sering langka disertai harga yang mencapai Rp28.000 - Rp 30.000/tabung. Dengan HET telah naik mencapai Rp23.000/tabung, kami memprediksi di saat ketersediaan gas langka di pasaran maka harganya bisa mencapai Rp35.000-Rp 40.000/tabung," ungkap dia.

Karena itu, Zulfandi meminta kepada Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Selatan segera mengusulkan kepada PT Pertamina agar kebijakan kenaikan HET dikaji dan dievaluasi kembali secara lebih cermat.

Jikapun HET LPG 3 Kg harus dinaikkan, maka pihaknya mengusulkan kepada pemerintah khususnya PT Pertamina agar menata kembali sistem penyaluran gas di tengah-tengah masyarakat.

"Intinya bahwa kenaikan HET ini baru bisa diterima oleh masyarakat jika pemerintah mampu mengontrol secara ketat harga penjualan LPG di lapangan tidak melampaui HET, apalagi jauh melambung tinggi dari harga yang telah ditetapkan. Kemudian ketersediaan gas dipasaran harus lebih terjamin, sehingga tidak ada lagi persoalan kelangkaan gas yang dialamai masyarakat," pintanya.


Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017