Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Nelayan di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, dalam beberapa hari terakhir ini disibukkan dengan panen gurita, sehingga pendapatan mereka bertambah.

Syafruddin, salah seorang nelayan yang dijumpai di pelabuhan tradisional Gampong (desa) Sawang Indah, Kecamatan Labuhanhaji Timur, Senin mengatakan, mayoritas nelayan yang selama ini rutin memancing ikan menggunakan perahu kecil sekarang sedang disibukkan dengan memancing gurita.

"Harga gurita sedang mahal dan sedang dibutuhkan oleh pembeli sekarang ini. Agen pengumpul sanggup membeli sebanyak apapun gurita hasil tangkapan nelayan," kata Syafruddin.

Dia menyatakan, puluhan nelayan di wilayah itu berangkat sejak pagi dan baru pulang pada sore hari khusus memancing gurita di laut lepas berjarak sekitar 5-10 mil laut.

"Sekarang ini memang sedang musim munculnya gurita. Para nelayan tidak lagi fokus memancing ikan, karena harga gurita lebih menggiurkan dibanding harga ikan," ucapnya.

Umpan yang digunakan untuk memancing guritapun berbeda dengan ikan, yakni khusus diolah dari daun dan buah kelapa.

Sekali melaut, lanjutnya, masing-masing nelayan berhasil mengumpulkan gurita antara 10 - 60 Kg. "Paling minimal gurita berhasil dibawa pulang itu 4-5 Kg," sebutnya.

Saat ditanya keberadaan ikan khususnya ikan karang untuk konsumsi masyarakat, Syafruddin memastikan bahwa sekarang ini tidak ada lagi nelayan yang membawa pulang ikan dalam perahunya.

"Nggk usah ditunggu lagi, sudah pasti tidak ada nelayan yang membawa pulang ikan. Sebab sekarang ini semuanya sedang fokus cari gurita," katanya.

Herman, salah seorang agen pengumpul mengatakan, harga gurita yang dibelinya dari nelayan mencapai Rp50.000-52.000/Kg. Masing-masing nelayan rata-rata ada penghasilan mencapai Rp1-2 juta/hari atau paling minimalnya Rp 500.000-Rp600.000/hari.

Gurita yang telah dikumpulkan tersebut, ujar dia, selanjutnya dikirim ke pembeli di Medan, Sumatera Utara. "Dalam sekali kirim mencapai 1 atau 2 ton. Harga di Medan sendiri mencapai Rp 58.000-60.000/Kg. Artinya bahwa kami hanya dapat sekitar Rp2.000/Kg setelah dipotong ongkos angkut dan biaya-biaya tak terduga lainnya," kata Herman.

Untuk mengawetkan gurita hasil tangkapan nelayan tersebut, pihaknya menyimpan gurita dalam kotak fiber yang telah diisi air laut.

Disamping itu, gurita segar yang dalam kondisi masih hidup itupun tidak dibiarkan mengendap dalam jangka waktu lama.

Proses pengiriman ke Medan tergantung stok yang tersedia, jika stoknya sudah banyak bisa saja dalam jangka satu atau dua hari sekali langsung dikirim ke Medan," ujarnya.

Dia juga membenarkan bahwa kemunculan gurita di perairan laut Aceh Selatan tergantung musimnya. Keberadaan gurita itu sewaktu-waktu bisa berakhir sehubungan telah habis musimnya.

Itu sebabnya, kata dia, mayoritas nelayan di daerah itu sedang memfokuskan mencari gurita sekarang ini dengan mengabaikan ikan yang notabenenya kebutuhan sehari-hari untuk konsumsi masyarakat setempat.

Informasi dihimpun sejak beberapa hari terakhir, langkah pencarian gurita tersebut rata-rata sedang digencarkan oleh mayoritas nelayan setempat. Bahkan hampir seluruh nelayan di wilayah barat Aceh Selatan mulai dari Tapaktuan, Samadua, Sawang, Meukek dan Labuhanhaji Raya pergi melaut mencari gurita.

Namun kondisi berbeda justru terjadi terhadap nelayan di wilayah Timur Aceh Selatan mulai dari Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet Selatan, hingga wilayah Bakongan dan Trumon Raya.

Meskipun hasil tangkapan ikan nelayan setempat cenderung berkurang berhubung kondisi cuaca tak mendukung, namun nelayan di sana terlihat seperti tak memfokuskan mencari gurita.

Panglima Laot (lembaga adat laut) Keude Trumon, Kecamatan Trumon, Jasmudin saat ditanyai terkait hal itu membenarkan bahwa nelayan di wilayahnya belum tertarik mencari gurita di laut lepas.

"Memang hasil tangkapan ikan nelayan sekarang ini cenderung berkurang karena kondisi cuaca. Tapi saya tidak melihat nelayan beralih memancing gurita, mungkin mereka belum tahu harga gurita di Medan sekarang ini sedang mahal dan sedang diminati oleh pembeli," ujarnya.


Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017