Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Media memiliki peranan yang sangat strategis dalam membina dan membentuk pendapat para pembaca kata Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Pascasarjana UIN Ar-Raniry Darussalam A Rani Usman.

"Media massa dengan kekuatan politiknya harus mampu mencerdaskan pembaca dengan sajian pemberitaan yang sehat," kata A Rani di sela-sela seminar komunikasi nasional bertema Kekuatan Politik Media Massa di Darussalam, Banda Aceh, Rabu.

Seminar nasional yang diselenggarakan Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry tersebut dibuka langsung Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry Prof Syahrizal Abbas.

Dalam pembahasannya terkait politik media internasional ia menjelaskan bahwa para pemangku kepentingan di berbagai tempat kerap memanfaatkan media sebagai alat untuk berkuasa.

"Ini menunjukkan bahwa antara media dan politik tidak dapat terpisahkan, hanya idealisme wartawan yang kemudian menjadi harapan sehingga pemberitaan bisa diterima oleh penonton atau pembaca sesuai dengan yang dibutuhkan," katanya.

Menurut dia masyarakat juga harus cerdas dalam melihat terhadap setiap beragam berita yang disampaikan oleh media-media baik lokal, nasional dan internasional.

Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Indonesia, Heri Budianto dalam pemaparannya tentang politik media massa dan opini publik mengatakan sistem politik suatu negara sangat menentukan sistem pers, karenanya sangat penting untuk memahami relasi media dengan politik.

"Dalam kontestasi politik, media memiliki peran cukup besar dan orang tidak mungkin menjadi seseorang tanpa media," kata Heri.

Menurut dia ada politik citra yang dimainkan politisi di media dan perlu diketahui personal branding sangat kuat ketika seseorang memutuskan menjadi politisi dan tidak heran jika di Indonesia banyak media yang dimiliki oleh pimpinan partai politik.

"Jurnalis sangat penting untuk menjaga motif ideologi dan idealisme dalam bekerja," katanya.

Ketua KPI Aceh Muhammad Hamzah menyebutkan, KPI Aceh berbeda dengan lembaga penyiaran di daerah lain, di Aceh, azan di tiap jadwalnya selalu disiarkan, padahal di daerah lainnya azan diseragamkan di jadwal magrib dan isya saja.

KPI Aceh saat ini juga sedang menggodok peraturan�untuk semua televisi berjaringan di Indonesia harus punya studio di Aceh sehingga nantinya dapat diambil tindakan tegas.

Selain seminar, Pascasarjana UIN Ar-Raniry juga menandatangani kerjasama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, KPI Aceh dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Aceh.


Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017