Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Muazam menyatakan petani sawit di daerah itu berpotensi mengalami kerugian hingga Rp30,86 miliar per bulan akibat harga jual tandan buah segar (TBS) di bawah ketetapan pemerintah.

"Harga TBS sawit yang dibeli jauh di bawah harga acuan pemerintah. Akibatnya, petani sawit Abdya mengalami potensi kerugian hingga Rp30,86 miliar setiap bulan," kata Muazam di Abdya, Rabu.

Ia mengatakan Pemerintah Aceh telah menetapkan harga TBS umur 10–20 tahun sebesar Rp3.043 per kilogram untuk periode 12–24 Juni 2025. Akan tetapi, pabrik-pabrik di Abdya hanya membeli dengan Rp2.400 per kilogram. Terjadi selisih Rp643 per kilogram.

Ia menjelaskan bahwa luas lahan sawit petani di Abdya mencapai 24 ribu hektare, dengan panen dua kali per bulan dan produktivitas rata-rata satu ton per hektare. 

Baca: Pencurian TBS sawit mulai marak di Abdya, petani resah

"Artinya, total produksi bisa mencapai 48 ribu ton per bulan. Dan selisih harga Rp643 per kilogram, berarti kerugian mencapai lebih dari Rp30 miliar setiap bulan," ujarnya.

Kondisi ini, kata dia, diperparah lagi oleh lemahnya pengawasan dari Dinas Pertanian Aceh serta kurangnya perhatian dari DPR Aceh dan DPRK Abdya.

Karena itu, dirinya mendesak pemerintah agar mengambil tindakan terhadap pabrik dan tengkulak yang tidak mematuhi ketetapan harga resmi.

Baca: Pemprov MoU Pembangunan Pabrik Minyak Goreng, PT Flora Agung bakal investasi Rp1,5 triliun


"Kalau tidak ada tindakan tegas, aturan pemerintah akan terus diinjak-injak. Ini bukan cuma soal harga, tapi soal wibawa negara dan perlindungan terhadap petani,” katanya.

Muazam juga memperingatkan bahwa jika kondisi ini terus dibiarkan, masa depan petani sawit di Abdya berada dalam bahaya serius.

“Petani adalah ujung tombak perekonomian daerah. Kalau mereka terus dirugikan, bukan hanya individu yang terdampak, tapi stabilitas ekonomi lokal pun bisa terguncang," ujarnya.

Ia menekankan, kebutuhan petani saat ini bukan hanya sekadar penetapan harga di atas kertas, melainkan implementasi nyata di lapangan.

Baca: Aceh butuh investasi pembangunan industri produk turunan CPO

“Kami tidak butuh janji, kami butuh tindakan. Supaya petani bisa hidup layak dan aturan tidak hanya jadi formalitas,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Ketua DPRK Abdya, Roni Guswandri mengaku sudah dihubungi langsung oleh Ketua Apkasindo Kabupaten Abdya terkait permasalahan harga TBS tersebut.

“Memang kemarin saya dihubungi oleh Bang Muazam. Karena saya sedang di luar daerah, saya sampaikan bahwa begitu pulang nanti saya akan segera berkoordinasi dengan pihak Apkasindo Abdya dan dinas terkait,” jelasnya.  

Ia juga mengaku telah berkomunikasi dengan Sekda Abdya, Rahwadi dalam kesempatan terpisah, meskipun belum sempat duduk bersama secara resmi.

“Insya Allah minggu depan saya sudah kembali ke Abdya dan siap menindaklanjuti hal ini,” pungkas Roni.

Baca: Hasil melimpah, petani di Abdya bagikan kiat sukses pengelolaan kelapa sawit
 

Pewarta: Suprian

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025