Kualasimpang (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh mengkucurkan dana Rp3,2 miliar pada tahun 2018 untuk meningkatkan hasil produksi padi dengan membangun sarana dan prasarana pendukung.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Aceh Tamiang, Safwan SP kepada wartawan di Kualasimpang, Kamis menyatakan, produksi padi di daerahnya akhir-akhir ini terus mengalami penurunan, sehingga perlu dibenahi sarana dan prasarana pendukung.
"Memang anggaran sebesar Rp3,2 miliar masih kecil dengan luas tanam mencapai 16.488 hektare, namun Pemkab Aceh Tamiang akan memulainya pada tahun 2018 ini," jelas Safwan.
Masih Safwan, meski anggarannya kecil pihak Distanak akan menggunakan anggaran tersebut secara maksimal, seperti pengadaan benih hibrida 330 kilogram, pupuk urea, jalan produksi. kapur pertanian, PPC, PPC hipper, herbisidha dan pestisida.
Dia berharap, dengan minimnya anggaran yang dialokasikan itu bisa digunakan maksimal untuk meningkatkan produktivitas padi 6 ton dari sebelumnya yang hanya 5,8 ton/hekatre.
Jika dibandingkan dengan hasil rata-rata produktivitas hanya 5,3 ton per hektare, Aceh Tamiang masih menyumbang 500 kilogram gabah kering per hektarenya.
"Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk tahun anggaran 2018 ini, mengingat penganggaran APBK tepat dipenghujung masa kepemimpinan bupati yang lama, saya berjanji di tahun angaran 2019 akan kita tingkatkan lagi produksi gabah keringnya," jelasnya.
Safwan berjanji, sarana dan prasarana menjadi target utama, seperti saluran irigasi, primer, skunder dan tersier yang mampu mengairi persawahan secara menyeluruh, serta hand traktor, power trashing dan membuat persawahan intensif semi modern.
"Tapi semua itu butuh anggaran yang cukup besar, kita minta dukungan kepada pemerintah pusat, privinsi dan khususnya Kabupaten Aceh Tamiang, sebab program tersebut butuh anggaran yang cukup besar," tutur dia.
Satu lagi, Distanak Aceh Tamiang juga akan mengembangkan varietas baru jenis M400 bertujuan juga mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan produksi gabah kering.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Aceh Tamiang, Safwan SP kepada wartawan di Kualasimpang, Kamis menyatakan, produksi padi di daerahnya akhir-akhir ini terus mengalami penurunan, sehingga perlu dibenahi sarana dan prasarana pendukung.
"Memang anggaran sebesar Rp3,2 miliar masih kecil dengan luas tanam mencapai 16.488 hektare, namun Pemkab Aceh Tamiang akan memulainya pada tahun 2018 ini," jelas Safwan.
Masih Safwan, meski anggarannya kecil pihak Distanak akan menggunakan anggaran tersebut secara maksimal, seperti pengadaan benih hibrida 330 kilogram, pupuk urea, jalan produksi. kapur pertanian, PPC, PPC hipper, herbisidha dan pestisida.
Dia berharap, dengan minimnya anggaran yang dialokasikan itu bisa digunakan maksimal untuk meningkatkan produktivitas padi 6 ton dari sebelumnya yang hanya 5,8 ton/hekatre.
Jika dibandingkan dengan hasil rata-rata produktivitas hanya 5,3 ton per hektare, Aceh Tamiang masih menyumbang 500 kilogram gabah kering per hektarenya.
"Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk tahun anggaran 2018 ini, mengingat penganggaran APBK tepat dipenghujung masa kepemimpinan bupati yang lama, saya berjanji di tahun angaran 2019 akan kita tingkatkan lagi produksi gabah keringnya," jelasnya.
Safwan berjanji, sarana dan prasarana menjadi target utama, seperti saluran irigasi, primer, skunder dan tersier yang mampu mengairi persawahan secara menyeluruh, serta hand traktor, power trashing dan membuat persawahan intensif semi modern.
"Tapi semua itu butuh anggaran yang cukup besar, kita minta dukungan kepada pemerintah pusat, privinsi dan khususnya Kabupaten Aceh Tamiang, sebab program tersebut butuh anggaran yang cukup besar," tutur dia.
Satu lagi, Distanak Aceh Tamiang juga akan mengembangkan varietas baru jenis M400 bertujuan juga mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan produksi gabah kering.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018