Kutacane (Antaranews Aceh) - Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, mengklaim 10 ton per hari ikan budidaya air tawar habis terserap pasar sampai ke luar provinsi .

"Sedikitnya, sekitar 10 ton kalau yang untuk produksi harian di Agara (Aceh Tenggara) hingga ke luar daerah," kata Kepala Diskan Aceh Tenggara, Khalidah, di Kutacane, Jumat.

Berbagai jenis ikan budidaya, lanjutnya, seperti nila, lele, dan mayoritas ikan mas telah dipasok dari kabupaten itu demi memenuhi kebutuhan sejumlah daerah mulai Aceh hingga Sumatera Utara.

Ia merinci, seperti ke Takengon di Kabupaten Aceh Tengah, dan Simpang Tiga Redelong di Kabupaten Bener Meriah, setiap hari membutuhkan ikan sekitar 800 kilogram.

Sedangkan daerah tetangga yakni Blangkejeren di Kabupaten Gayo Lues membutuhkan pasokan 1,5 ton per hari, belum lagi di Kabupaten Aceh Singkil, dan Kota Subussalam.

"Setelahnya baru ke Medan atau sejumlah daerah di Sumatera Utara yang membutuhkan ikan budidaya sekitar enam ton per hari," terangnya.

Berdasarkan data Diskan Aceh Tenggara tahun 2015 menyebut, wilayah itu memiliki luas areal perikanan budidaya masyarakat sekitar 1.140 hektare yang tersebar pada beberapa kecamatan dari total 16 kecamatan.

Pihaknya meyakini masih bisa meningkatkan produksi ikan budidaya, tetapi mengalami kendala pasar untuk menampung berbagai jenis ikan budidaya tersebut.

"Kalau konsumsi lokal di Aceh Tenggara itu, sekitar empat sampai lima ton per hari," tutur dia.

Rajasah (61), pedagang ikan Pasar Inpres, Kutacane, mengatakan, harga ikan budidaya saat ini sedang normal akibat tersedia pasokan yang cukup di tingkat petani pembudidaya.

"Kalau harga di pasar lokal, ikan mas rata-rata dijual Rp25.000 per ekor ukuran 0,5 sampai 0,7 kilogram. Namun berat satu ekor mencapai satu kilogram, harganya bisa Rp30.000," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018