Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Pengamat dan praktisi olahraga berpendapat KONI Aceh dan Sumatera Utara harus ada kiat khusus untuk menyakinkan propinsi lain dan KONI pusat agar bisa memenangkan biding (pemilihan) tuan rumah bersama PON XXI/2024.

Seorang akademisi dan praktisi olahraga Aceh, Dr Nyak Amir, MPd kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu menyebutkan, walaupun Aceh sudah memenuhi persyaratan fisik yakni tersedianya 70 persen venue (tempat bertanding), melebihi yang ditentukan 30 persen, belum cukup untuk memenangkan biding PON.

Sesuai penilaian dan verifikasi dari tim KONI Pusat, Aceh - Sumatera Utara memenuhi syarat menjadi calon tuan rumah bersama PON 2024.

Menurutnya, penentuan tuan rumah PON juga tidak terlepas muatan dan kebijakan politik.

Baca juga: Aceh siap jadi tuan rumah PON 2024

"Ini saya kira yang perlu juga menjadi perhatian untuk bisa memenangkan biding tuan rumah PON," kata doktor ilmu keolahragaan (sport science) alumni Universitas Negeri Surabaya ini.

Untuk itu, kata dia, tentunya dengan kiat-kiat yang pertama terus berkomunikasi dengan Ketua KONI se-Indonesia karena pemilik suara dibiding, kedua, komunikasi politik dengan anggota DPR RI asal Aceh.

Selanjutnya, mengkomunikasikan dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemenpora, KONI Pusat, bahkan ke Presiden.

Ketiga, presentasi kesiapan yang maksimal disaat biding PON terutama aspek pendanaan dan rasionalisasi sumber pendanaan, katanya.

"Perlu kita ingat calon lain juga bekerja dan berusaha dan jangan sampai kita over confidence (kepercayaan yang berlebihan)," katanya.

Baca juga: Jantho siap dijadikan tempat pertandingan PON

Nyak Amir mengatakan banyak manfaat jika menjadi tuan rumah PON, pertama keuntungan bagi Aceh akan adanya infrastruktur daerah dan venus olahraga.

Kedua, kemampuan dapat menjadi tuan rumah PON dapat berdampak secara politik, bahwa Aceh mampu menyelenggarakan multi event olahraga tersebut.

Karena, sebutnya, Aceh memiliki kemampuan dan potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber material yang baik.

"Tidak semua provinsi sanggup menjadi penyelenggara PON," kata Nyak Amir yang juga Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Panahan Indonesia (Pengprov Perpani) Aceh.

Ketiga, keuntungan secara ekonomi. Peserta PON akan membelanjakan uang di Aceh untuk transportasi, akomodasi, konsumsi, cenderamata dan aksesori, sehingga terjadi perputaran uang di Aceh dengan jumlah yang besar.

Keempat, Aceh dapat mempromosikan berbagai produk, potensi daerah dan budaya serta keramahtamahan dan menjadi isu wisata, dan kelima, keutungan non finasial yang tak ternilai.

Sementara itu, praktisi olahraga sepakbola, Akhyar Ilyas yang juga pelatih Persiraja Banda Aceh, punya harapan besar agar Aceh mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah PON XXI/2024.

Baca juga: Dukungan tuan rumah PON Aceh-Sumut menguat

Pelatih berlisensi B AFC ini mengatakan, untuk menjadi tuan rumah PON harus bisa menyakinkan pusat.

"Kita harus bisa meyakinkan pihak pengambil keputusan dengan menyiapkan fasilitas dan infrastruktur yang baik," ujar mantan pemain Persiraja Banda Aceh ini.

Katanya, manfaat tuan rumah PON jelas sangat besar, bisa menggairahkan kembali olahraga di Aceh.

Sementara itu, ada tiga calon tuan rumah PON XXI/ 2024 yaitu Aceh tandem Sumut, Bali tandem NTB dan Kalimantan Selatan maju sendiri.

Pewarta: Sudirman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018