Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Pelabuhan Ulee Lheue, Malahayati, dan Lhoknga mencatatkan diri pelabuhan dengan arus bongkar muat barang terbanyak, totalnya 2,43 juta ton selama 2017 di Aceh.

Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Jumat, menyebut, pelabuhan ini telah membuktikan sebagai tersibuk untuk pelayaran antar pulau atau perdagangan dalam negeri.

"Untuk barang masuk di Ulee Lheue tercatat 1,15 juta ton lebih, sedang barang diberangkatkan sebanyak 1,28 juta ton lebih. Atau totalnya 2,43 juta ton," terangnya.

Bila dibandingkan kegiatan pada tahun 2016, lanjutnya, maka terjadi pertumbuhan baik barang yang di bongkar 979,85 ribu ton, barang di muat sebanyak 1,33 juta ton lebih.

"Hingga kini, belum ada kinerja pelabuhan yang mendekati. Apalagi mengimbangi aktifitas dan volume barang bongkar muat dengan Pelabuhan Ulee Lheue," jelas dia.

Ia menjelaskan, kegiatan bongkar barang pada urutan kedua pelabuhan di Aceh, terjadi Kuala Langsa dengan volume 591,3 ribu ton, dan berikutnya Krueng Geukuh tercatat 572,53 ribu ton.

Untuk kegitan muat barang di urutan kedua di Pelabuhan Meulaboh tercatat 247,77 ribu ton, dan diikuti Pelabuhan Idi dengan volume 39,61 ribu ton di tahun lalu.

"Kalau barang di bongkar pada 11 pelabuhan di Aceh, tercatat 2,95 juta ton atau meningkat dari 2016 cuma 2,58 juta ton. Tapi terjadi penurunan untuk barang yang muat dari 1,88 juta ton di 2016, jadi 1,74 juta ton di 2017," tutur dia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menginginkan, pemangku kepentingan bisa melakukan efisiensi di pelabuhan bokar muat barang.

Budi menjelaskan, terdapat dua faktor yang menjadi fokus demi menciptakan efisiensi yaitu waktu dan biaya di bidang transportasi laut.

"Kita ingin membuat pelabuhan-pelabuhan kita lebih efisien. Kalau kita bicara mengenai efisiensi, maka ada dua yang dimanage, yaitu waktu dan biaya," ucap Menteri Budi.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018