Kualasimpang (Antaranews Aceh) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tamiang, Kabupaten Aceh Tamiang, sudah tiga hari ini tidak bisa menyuplai air bersih kepada pelanggan, akibatnya ribuan warga di empat kecamatan tidak mandi.

Informasi diperoleh di Kualasimpang, Selasa, air PDAM mati di empat kecamatan sekaligus yakni, Manyak Payed, Bendahara, Karang Baru dan Kota Kualasimpang, sehingga warga kesulitan mencari air bersih.

Matinya PDAM, karena kabel induk optik dari panel induk travo PLN ke panel induk pompa distribusi PDAM dengan jarak 60 meter tipe kabel NYFGBY 4x150 meter kubik tidak dapat beroperasi.

Pemberitahuan tersebut tertuang dalam surat edaran atas nama pejabat sementara Direktur PDAM Tirta Tamiang, Rudy Herawadi, Nomor 591/I.10/IV/2018 tentang pemutusan sementara.

Dengan terjadinya pemutusan sementara tersebut, warga kesulitan mencari air bersih untuk kebutuhan MCK sehari-hari. Disisi lain, tak sedikit warga yang marah dan kecewa atas pelayanan PDAM setempat.

Sejumlah ibu rumah tangga di Dusun Inpres, Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru, Kak Adek dan Ernita yang dijumpai mengatakan, sejak Sabtu (7/4) sore mereka mulai kelimpungan karena air PAM mati dan pemberitahuannya tidak sampai ke pelanggan.

Mereka pun terpaksa menhemat air dengan tidak mencuci pakaian. "Kami terpaksa mandi satu kali sehari kemarin. Terus pada hari Minggu air masih mati, mau cuci maka saja sudah tidak ada air," kata Ernita .

Hal senada dikatakan Tarmizi, warga Desa Dalam, Kecamatan Karang Baru. Pasca jaringan air PAM padam, bak kamar mandinya kosong dan dia terpaksa mandi menggunakan air sumur bor.

Mayoritas warga desa setempat juga mengeluhkan kondisi air PDAM yang mati sejak Sabtu lalu. Mereka pun ingin mempertanyakan ke PDAM langsung.

Sementara itu, agar bisa mandi, Anizar A Manan, warga Desa Seumantoh, Kecamatan Karang Baru juga mengungsi ke kawasan BTN Kebun Tanah Terban untuk menumpang mandi di kantor BW PWI Aceh Tamiang.

Sedangkan, Almahdi Angkat alias Memed sengaja membeli air galon dari depot isi ulang untuk mandi di rumah. Memed yang memiliki anak bayi sangat khawatir jika suplai air tidak menentu.

"Sudah 12 galon saya beli air dari kemarin hingga tadi. Kejadian ini sangat luar biasa, tidak pernah sejarahnya PDAM Tirta Tamiang mati sampai dua hari," ungkapnya kesal.

M Nurdin, warga Kota Kualasimpang dan Anwar, warga Desa Paya Bedi yang dihubungi juga mengeluhkan padamnya air PAM tersebut.

Selaku pelanggan mereka kecewa, karena tidak pernah telat membayar tagihan air kepada PDAM Tirta Tamiang, namun pelayanan yang diberikan dinilai belum maksimal.

Pemantauan di lapangan, Senin, sekitar pukul 14:30 WIB, air di wilayah Karang Baru sudah mulai mengalir meskipun belum normal.

Namun tidak sampai satu jam pelanggan kembali kecewa air ledeng mati lagi dan hingga pukul 19.30 WIB baru hidup untuk kedua kalinya dengan kapasitas kecil.

Terkait keluhan pelanggan tersebut, otoritas PDAM Tirta Tamiang sejauh ini belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan. Namun sebelumnya pihak PDAM setempat telah melayangkan surat prihal pemberitahuan pemadaman air sementara yang ditujukan kepada lembaga dan instansi pemerintah di Aceh Tamiang.

Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang,Juanda berpendapat, kejadian ini tak terlepas dari pihak manajemen kurang cepat merespon persoalan kerusakan, padahal air bersih adalah kebutuhan dasar rakyat.

"Pagi tadi saya sudah ke Kantor PDAM di Karang Baru, namun kabel yang rusak itu belum tersedia di lokasi. Kemudian saya menyaksikan langsung Bupati Mursil dan Wabup T Insyafuddin menghubungi Pertamina EP Rantau untuk dapat membantu kabel yang dibutuhkan PDAM," ungkap politisi PAN tersebut.

Disinyalir dengan kondisi seperti ini justru PJs Direktur PDAM Tirta Tamiang sedang tidak berada di tempat. "Mestinya ada di tempat, kalau pun tidak di tempat, selaku direktur bisa memerintahkan stafnya untuk koordinasi menyelesaikan masalah ini," tegas Juanda.

Pewarta: Syawaluddin

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018