Lhoksukon (Antaranews Aceh) - Pesantren Ma’had Daruttahfizh Masykur El-Muhsini, Desa Biara Timur, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, mewisuda 88 orang hafiz Minggu petang, di kompleks pesantren setempat.

"Ini merupakan wisuda pertama selama Ma’had Daruttahfizh Masykur El-Muhsini berdiri sejak 2014, karena ada santri yang sudah menyelesaikan hafalan 30 juz," kata pimpinan Ma’had Daruttahfizh Masykur El-Muhsini, Tengku Muksin Almubarak, Minggu malam.

Dikatakan, hafiz diwisuda tersebut merupakan santri yang sudah menyelesaikan hafalan 30 juz, juga dikuti masing-masing hafalan 20 juz, 10 juz, 5 juz, 3 juz dan 1 juz. Meski demikian, hanya dua santri penghafal 30 juz yang mendapatkan ijazah, selebihnya atau 86 hafiz lainnya hanya mendapat piagam.

"Yang mendapatkan ijazah hanya dua orang santri, karena sudah menyelesaikan hafalannya 30 juz, mereka menyelesaikannya selama tiga tahun, masing-masing satu orang putra dan satu putri. Sedangkan santri lain yang juga ikut diwisuda hanya mendapatkan piagam untuk memotivasi mereka," kata Tengku Muksin.

Lebih lanjut dikatakan, dari 195 orang santri di pesantren tersebut, hanya 88 orang yang diwisuda. Karena salah satu syarat diwisuda adalah harus mengikuti program di bulan Ramadan, seperti menyelesaikan hafalannya, pembentukan karakter dan kegiatan keagamaan lainnya.

Para santri yang berasal dari Aceh Utara dan berbagai kabupaten-kota lainnya di Aceh tersebut, mayoritasnya anak yatim piatu dan anak kurang mampu. Mereka adalah hafiz yang masih bersekolah mulai dari tingkat SD/ SMP dan SMA sederajat.

Tengku Muksin mengatakan, untuk mendidik para santri agar menjadi seorang hafiz tentu harus didukung semua pihak, mulai anak itu sendiri, orang tua atau keluarga santri dan juga guru di pesantren.

Ketua urusan pembangunan Pesantren Ma’had Daruttahfizh Masykur El-Muhsini, Tengku Akmal Daud mengatakan, pesantren itu masih sangat minim fasilitas di antaranya bilik santri, ranjang atau tempat tidur santri, termasuk kekurangan ruang belajar.

"Karena itu, kita berharap agar adanya perhatian khusus dari pemerintah, karena yang didik di pesantren ini adalah anak yatim dan anak kurang mampu, dan kami tidak memungut biaya dari mereka," kata Akmal, yang juga pekerja sosial masyarakat di daerah itu.

Selama ini, sambung Akmal Daud, yang membiayai segela kebutuhan para santri di pesantren tersebut adalah berasal dari bantuan masyarakat secara swadaya, juga turut dibantu beberapa donatur lainnya secara sukarela.

Akmal Daud menambahkan, acara wisuda hafiz ini juga dibarengi buka puasa bersama dengan para anak yatim. Turut dihadiri di antarannya, Sekdakab Aceh Utara Abdul Azis, Ketua DPRK Aceh Utara Ismail A. Jalil, anggota DPR-RI Tengku H. Khaidir Abdurrahman, Muspika Tanah Jambo Aye, anggota KPA, para keuchik (kepala desa), masyarakat setempat dan tamu undangan lainnya.

 

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018