Blangpidie (Antaranews Aceh) - Sardiah, salah seorang tenaga honorer yang tidak lulus seleksi tenaga kontrak menangis dihadapan anggota DPRK Aceh Barat Daya (Abdya) saat menyampaikan keluhannya dalam aksi unjuk rasa.

"Nasib apalah yang melanda diri saya pak. Pada hari ini kami mohon, karena memang kami merasa dizalimi," ungkapnya melalui pengeras suara dihadapan para anggota dewan dan puluhan peserta aksi unjuk rasa didepan gedung DPRK Abdya, Senin (/7).


"Saya sudah 12 tahun berbhakti pada SMPN Tangan-Tangan, tapi kenapa tahun ini saya tidak diluluskan kontrak. Apa salah kami pak?," tanya dia pada anggota DPRK Abdya sambil mengusapkan air mata.

Ketua DPRK Abdya, Zaman Akli bersama dengan anggota legeslatif lainnya terdiam saat mendengar curhatan yang disampaikan oleh tenaga honorer yang tidak lulus seleksi kontrak 2018 tersebut.

"Saya sekarang sudah punya tiga lembar kartu tenaga kontrak pak, mulai dari tahun 2006 hingga 2018. Mau saya bawa kemana kartu-kartu itu pak?," ujar Sardiah lagi dengan mata berkaca-kaca.

"Teman-teman saya seperjuangan dulu tidak lagi nampak batang hidungnya untuk di sekolah, tapi saya masih tetap mengabdi mengajar generasi bangsa supaya cerdas," ungkapnya kecewa.

"Hari ini saya benar-benar kecewa pak, karena pemutihan yang sudah kami dengar kini sirna sudah. Semoga Allah SWT mendengar jeritan hati kami, dan membukakan pintu hati pemimpin kami agar bisa mendengar rintihan hati kami yang sudah belasan tahun mengabdi," ucapnya.

Ia hanya berharap kepada yang Maha Kuasa supaya diberi jalan, dan petunjuk kepada pemimpin dan pejabat agar dibuka pintu hatinya, sehingga dirinya bersama teman-teman yang lain bisa diterima kembali menjadi tenaga kontrak di lingkungan Pemkab Abdya.

"Saya tidak menyalahkan siapa-siapa. Saya hanya berharap kepada yang Maha Kuasa supaya diberi jalan, dan petunjuk kepada pejabat dan pemimpin kami agar terbuka pintu hatinya untuk menerima kami kembali menjadi tenaga kontrak seperti sebelumnya," ujarnya.

Kekecewaan serupa juga disampaikan oleh Karma, peserta aksi yang telah menjadi tenaga honorer sejak tahun 2016 di Sekolah Dasar (SD) 3 Susoh, namun tidak lulus seleksi kontrak tahun 2018.

"Pak dewan yang terhormat, kami sudah belasan tahun mengabdi untuk daerah ini, tapi pengumuman hasil tenaga kontrak yang diumumkan kemarin membuat kami sedih," ungkap Karma, salah satu peserta aksi kepada pimpinan DPRK Abdya.

"Hasil seleksi yang telah diumumkan oleh Pemkab Abdya tidak berpihak kepada kami yang telah berbahkti belasan tahun pada daerah," teriak Karma dihadapan anggota legeslatif.

"Kenapa orang-orang yang belum pernah mengikuti honor mereka yang dilewatkan, seperti yang kami dengar, ada tenaga kontrak yang tidak ikut seleksi, malah mereka yang lewat," ungkapnya sambil menangis dihadapan anggota dewan.

Ketua DPRK Abdya, Zaman Akli mengaku siap mempertaruhkan jabatannya demi memperjuangkan nasib tenaga honorer yang sudah belasan tahun mengabdi pada daerah untuk diluluskan sebagai tenaga kontrak.

"Kita mengakui kalau aksi saudara-saudara sekalian datang ke kantor DPRK hari ini dengan hati bersih dan keinginan murni tanpa ada yang membekengi atau mensponsirinya," ungkap politisi Partai Aceh (PA) tersebut kepada peserta aksi.

"Insya Allah apa yang menjadi harapan saudara-saudara sekalian sepanjang itu adalah kewenangan kami sebagai legislatif pasti akan kami lakukan, baik itu tenaga, waktu bahkan jabatan kami pertaruhkan untuk memperjuangkan nasib saudara-saudara sekalian," ungkapnya lagi.

Apalagi, sambung dia, anggota dewan bisa duduk menjadi anggota DPRK Abdya ini bukan karena pandai, tetapi merupakan hasil kepercayaan masyarakat yang telah memilih wakilnya dalam pemilu lalu.

"Maka oleh karena itu, kami siap memperjuangkan nasib saudara-saudara sekalian. Ini adalah tugas pokok dan fungsi kami DPRK. Dewan tidak boleh alergi atas kedatangan rakyatnya untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi," katanya.

Ketua DPRK Abdya ini juga mengaku tidak setuju jika Pemkab Abdya tidak menluluskan kontrak bagi 246 orang yang telah masuk dalam kategori (K2), karena mereka sudah mengabdi belasan tahun untuk daerah.

"Mereka yang K2 itu sudah mendedikasikan serta mewakafkan waktu untuk mengabdi pada negeri ini, terutama di bidang pendidikan yang bertugas untuk mencerdaskan anak bangsa," ungkapnya.

Akli mengaku akan memanggil pihak-pihak terkait untuk membicarakan hal tersebut, sehingga para peserta honorer yang telah berbhakti belasan tahun dapat diterima kembali menjadi tenaga kontrak di Kabupaten Abdya ini.

"Tentu itu akan menjadi agenda bagi kami dan ini tidak dalam kapasitas memberikan harapan-harapan, karena keputusan akhir nanti ada di tangan eksekutif, yakni Bupati Abdya," ujarnya.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018