Blangpidie (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terus mengembangkan budidaya ikan air tawar jenis kerling (Tor Soro) sebagai upaya menjaga kelestarian spesies ikan lokal itu dari ancaman kepunahan.

Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Abdya, Asnir Agus, di Blangpidie, Selasa, mengatakan, program budidaya ikan air tawar jenis Kerling atau lebih di kenal dengan sebutan Jurong tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2008 dengan cara menangkar dari sejumlah sungai besar yang mengalir deras.

Dari 3.000 ekor ikan kerling kecil yang diambil dari alam liar oleh petugas UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Kuala Batee pada tahun 2008 tersebut, hanya sekitar 70 ekor yang hidup untuk dikembangkan menjadi indukan dan berhasil dipijahkan dengan campur tangan manusia pada tahun 2015.

"Waktu itu ada dua ekor indukan yang berhasil kita pijahkan. Hasilnya cukup bagus, hanya saja tingkat kematiannya sangat tinggi, karena beradaftasi makan di alam bebas ke pakan buatan itu tidak gampang,"kata Asnir di dampingi kepala UPTD BBI Kuala Batee, Joko Supeno.

Joko Supeno, menambahkan seiring dengan perjalanan waktu, saat ini BBI Kuala Batee sudah memiliki ikan kerling untuk calon indukan sebanyak 329 ekor dan diprediksi tahun depan spesies ikan lokal yang berharga mahal tersebut akan menjadi ribuan dan bahkan jutaan ekor untuk di budidaya.

"Untuk menampung benih ikan kerling nantinya, pihak DKP Abdya memprogramkan pembangunan BBI lokasi 2 di atas lahan seluas tiga hektar di Desa Panton.

Lahan dipinggiran sungai Krueng Susoh itu dibangun kolam air deras untuk pembesaran ikan kerling. Sebab ikan ini akan dijadikan ikon Kabupaten Abdya.

Selain itu, kata Joko, ikan kerling yang di budidayakan oleh pemerintah daerah ini benihnya nanti juga bisa disalurkan pada masyarakat yang bermukim dipinggiran sungai air deras.

Warga yang memiliki kolam air deras diberikan bantuan benih ikan kerling untuk dibudidayakan agar pendapatan ekonomi keluarga bisa lebih meningkat, apalagi harga ikan ini dipasaran sangat tinggi.

"Harganya ikan ini kini sangat mahal karena sudah agak langka di dapatkan. Populasi di sungai sudah berkurang. Jadi, selain untuk budidaya, nantinya kita juga melepaskan kembali ke sungai besar agar kelestarian ikan kerling ini tetap terjaga," katanya.
 

Pewarta: Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018