Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Delegasi Thailand berkunjung ke Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) guna mempelajari perdamaian Aceh yang sudah berlangsung 13 tahun.

Kedatangan Delegasi Thailand diterima langsung Ketua Komisi I DPRA Azhari Cage didamping sejumlah anggota komisi tersebut. Pertemuan Delegasi Thailand dan Komisi I tersebut berlangsung di ruang sidang utama DPRA di Banda Aceh, Senin.

"Kami ke Aceh untuk mempelajari perdamaian. Kami menilai Aceh berhasil mewujudkan perdamaian karena komitmen para pihak, baik GAM maupun Indonesia," kata Ketua Delegasi Thailand Aisyah binti Hamzah.

Menurut Aisyah, dulu di Aceh sama seperti Thailand, ada konflik bersenjata. Namun, konflik tersebut berakhir setelah ada kesepakatan damai antara Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

"Apa yang kami dapat dalam kunjungan di Aceh ini, akan kami terapkan di Thailand. Sekarang konflik di Thailand ada dua kelompok saja dan akan dicoba diselesaikan secara Islam," kata Aisyah binti Hamzah

Ketua Komisi I DPRA Azhari Cage mengatakan, perdamaian Aceh tengah terjadi setelah ada penandatanganan kesepakatan damai di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005.

"Perdamaian ini terwujud karena ada niat dan komitmen para pihak. Sebelumnya, perundingan damai Aceh ini sempat mengalami kegagalan. Hingga Aceh ditetapkan menjadi daerah dengan status darurat militer," kata dia.

Dengan adanya nota kesepakatan damai, lanjut dia, GAM menyerahkan persenjataannya. Sedangkan TNI/Polri menarik seluruh pasukan nonorganik atau bawah kendali operasi (BKO) ke satuan masing-masing di luar Aceh.

"Kini, banyak mantan GAM menjadi anggota parlemen atau legislatif. Termasuk juga dengan purnawirawan TNI bekerja sama membangun Aceh di DPRA. Semua ini terwujud karena ada niat yang kuat dari para pihak," kata Azhari Cage.
 

Pewarta: M.Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018