Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar sejak dua tahun terakhir sudah memiliki falisitas yang memadai untuk melakukan ekspor dan impor, kata General Manajer PT Pelindo I Cabang Malahayati Sam Arifin Wiwi.

"Fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Malahayati sudah cukup memadai, namun hingga kini pengusaha wilayah Aceh belum memanfaatkannya," kata Sam Arifin di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Jumat.

Ia menyampaikan, para pengusaha di provinsi paling barat Sumatera itu belum melakukan ekspor maupun impor dari Pelabuhan Malayahati, padahal semua fasilitas pendukung sudah memadai.

Komisaris Utama Pelindo I Refly Harun menyampaikan, Pelabuhan Malahayati, merupakan pintu pertama tol laut di provinsi paling ujung barat Sumatera.

"Pelabuhan Malahayati adalah pintu pertama tol laut di Aceh," kata Refly ketika berkunjung ke Pelabuhan Malahayati, Aceh, Kamis (18/10).

Ia menyampaikan, Pelindo I diamanatkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola atau mamaksimalkan operasional lima pelabuhan di Sumatera meliputi, Malahayati (Aceh), Dumai (Riau), Kuala Tanjung dan Belawan (Sumatera Utara) serta Pelabuhan Batam

"Pelabuhan ini perlu direvitalisasi agar perekonomian masyarakat paling barat Indonesia dan sekitarnya bisa bertumbuh pesat pasca diterjang bencana tsunami 14 tahunsilam," katanya.

Ia juga menyatakan, secara geografis Pelabuhan Malahayati sangat strategis dan dia berharap para pihak di Provinsi Aceh mendukung pengembangan pelabuhan tersebut untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

"Semua pihak harus mendukung pengembangan Pelabuhan Malahayati untuk kesejahteraan masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia secara umum," katanya.
 

Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018