Lhokseumawe (Antaranews Aceh) - Produksi gabah kering giling (GKG) di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh mencapai 9.954 ton dalam setahun terakhir.

"Angka ini didapat berdasarkan luas panen di tahun 2018," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Lhokseumawe Yudi Yos Elvin, Jumat.

Menurut Yudi, produksi gabah di Kota Lhokseumawe masih di bawah Kabupaten Simeulue dan di atas Kabupaten Bener Meriah atau berada pada urutan ke-17 perolehan produksi gabah se Provinsi Aceh yang dihitung dari 23 kabupaten dan kota.

Sementara luas panen padi secara keseluruhan pada tahun 2018 adalah seluas 2.718 hektare. Areal persawahan di wilayah Kota Lhokseumawe terdapat di Kecamatan Blang Mangat dan Kecamatan Muara Satu yang berbatasn langsung dengan Kabupaten Aceh Utara, jelas Yudi.

Lanjut Kepala BPS Kota Lhokseumawe, berdasarkan survei yang dilakukan se Provinsi Aceh untuk produksi gabah tahun 2018, luas panen tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Maret. Sedangkan luas panen terendah terjadi pada bulan Juni. Sementara itu, luas panen se Provinsi Aceh periode Januari- September 2018 adalah sebesar 242.4 ribu hektare. Sedangkan produksi padi pada periode yang sama adalah 1.38 juta ton gabah kering giling.

"Kalau produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras tahun 2018, maka produksi padi tersebut setara dengan 973 ton beras," ujar Yudi.

Tambahnya lagi, di wilayah Provinsi Aceh, daerah dengan penghasil gabah tertinggi adalah Kabupaten Aceh Utara, yakni sebanyak 367.860 ton. Selanjutnya disusul oleh Kabupaten Pidie sebanyak 251.510 ton, dan diurutan ke-3 adalah Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah 170.126 ton. 

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018