"Berkaitan dengan Upsus Pajale di Aceh tentu ada hal yang mengembirakan, karena Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa hari ini angka ramalan sementara, Aceh akan bisa menghasilkan padi sebesar 2,6 juta ton tahun ini," katanya di Blangpidie, baru-baru ini.
Hasanuddin menyampaikan pernyataan tersebut di sela-sela acara temu lapang usai melakukan tanam padi perdana musim tanam rendengan 2017-2018 di kawasan lahan persawahan Desa Drien Jalo, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Abdya.
Acara tersebut turut hadiri Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI, Sumarjo Gatot Irianto, Staf Ahli Bidang Lingkungan, Mukti Sardjono, Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim, unsur Muspida, para pejabat daerah dan ratusan petani setempat.
"Insyaallah, kalau tidak berkurang maka Aceh untuk tahun ini akan bisa menghasilkan padi sebanyak 2,6 juta ton lebih dari jumlah lahan sawah baku sekitar 307.410 hektare yang ada di sejumlah kabupaten/kota," ujar dia.
Hasanuddin berharap, mudah-mudahan angka 2,6 juta ton sebagaimana ramalan BPS tersebut bisa terwujud, supaya Aceh tetap menjadi lumbung pangan nasional, yang memberikan bhakti kepada bangsa dan negara lewat padi, jjagung dan kedelai.
"Kalau kita konversi angka itu, 2,6 juta ton padi dikalikan dengan harga Rp4.700/Kg, maka hasilnya mencapai Rp12,22 triliun. Luar biasa, itu belum lagi ditambah dengan produktiftas jagung dan kedelai," ungkapnya.
Ia mengatakan, luas lahan jagung yang diprogramkan sekarang di Provinsi Aceh mencapai 80 hingga 100 ribu hektare atau dapat menghasilkan rupiah sebesar Rp2,5 triliun dan jumlah tersebut sangat besar untuk kesejahteraan masyarakat Aceh.
"Kalau kedelai memang hari ini kami di Aceh terus berusaha untuk bisa melaksanakan sebagaimana yang telah di amanahkan oleh Menteri Pertanian, dan kami siap melaksanakannya," kata Hasanuddin Darjo.
Produksi padi terus mengalami peningkatan sejak tahun 2013 yakni mencapai 1,7 juta ton, 2014 produksinya 1,8 juta ton, dan 2015 mencapai 2,3 juta ton, kemudian di tahun 2016 sedikit mengalami penurunan yakni 2,2 juta ton.