Singkil (Antaranews Aceh) - Masyarakat dua desa, yakni Teluk Rumbia dan Ranto Gedang, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, kecewa atas tidak tuntasnya pembangunan jalan Singkil - Teluk Rumbia sepanjang 4 Km tahun anggaran 2018.
Zulkarnaen, warga Teluk Rumbia, kepada wartawan Selasa di Singkil, mengatakan warga sangat kecewa, karena jalan tersebut adalah jalan satu-satunya jalur darat yang selama ini dilintasi yang kadang rawan banjir, namun tak kunjung tuntas dikerjakan kendati sudah dipagukan kurang lebih Rp21 miliar sumber DAK/APBN 2018.
Jalan tersebut, juga merupakan jalan penghubung antar desa dari Teluk Rumbia dan Ranto Gedang menuju Desa Pasar Kota Singkil.
"Kami menilai perusahaan pemenang tender atas nama PT Peduli Bangsa tak mampu, sehingga pemerintah dinilai tak bijak mana perusahaan bonafit dan mana yang berkualitas dan bermodal," ujarnya.
Zulkarnaen menuturkan bersama sejumlah rekannya mewakili Desa Teluk Rumbia dan Ranto Gedang melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas PUPR Ir Muzni diruangan kerjanya, mempertanyakan pembangunan peningkatan jalan Singkil - Teluk Rumbia.
"Dalam pertemuan, Kepala Dinas PUPR di dampingi Sekertarisnya Erwin menjelaskan, sulitnya proses lelang pengerjaan kontrak yang peraturannya berubah-rubah," ungkap Zulkarnaen.
Menurut Zulkarnaen, seharusnya jawaban Kepala Dinas PUPR lugas saja, jangan malah mengeluh, dirinya menilai jawaban Kepala Dinas PUPR tak singkron dan dinilai tak puas diterima akal sehat.
Dikatakan, dirinya akan mengumpul massa dan melakukan aksi demo, bila tak ada kejelasan pasti dalam waktu dekat ini.
Sementara Ir Muzni, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Aceh Singkil terkait proyek peningkatan jalan itu tak tuntas kepada wartawan, mengatakan proses pengerjaan baru berjalan dipertengahan tahun sekitar bulan awal bulan Juli 2018.
"Proses pelelangan baru berjalan dibulan lima, dan pengerjaan kontrak baru bisa di bulan Juli 2018 karena ada proses-proses yang dilalui, kami sudah berusaha sekuat tenaga, dan adanya human eror dan bukan unsur disengaja," ujarnya.
Muzni akui sangat banyak kelemahan dipihak PUPR dan Konsultan pelaksana sehingga pembangunan proyek peningkatan jalan Singkil - Teluk Rumbia hanya terealisasi 40 persen.
Menjawab pertanyaan wartawan telah matinya kontrak pembangunan peningkatan jalan Singkil - Teluk Rumbia, oleh pemenang Tender PT Peduli Bangsa 20 Desember 2018 lalu proyek dihentikan sementara dan akan dilelang kembali, ditahun anggaran 2019.
Dan upaya selanjutnya terkait desakan masyarakat dua desa, tak tuntasnya pengerjaan jalan itu, pihak PUPR berjanji akan melakukan pendekatan persuasif atau melakukan pertemuan forum di tingkat kabupaten, agar terjalin kesepakatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Zulkarnaen, warga Teluk Rumbia, kepada wartawan Selasa di Singkil, mengatakan warga sangat kecewa, karena jalan tersebut adalah jalan satu-satunya jalur darat yang selama ini dilintasi yang kadang rawan banjir, namun tak kunjung tuntas dikerjakan kendati sudah dipagukan kurang lebih Rp21 miliar sumber DAK/APBN 2018.
Jalan tersebut, juga merupakan jalan penghubung antar desa dari Teluk Rumbia dan Ranto Gedang menuju Desa Pasar Kota Singkil.
"Kami menilai perusahaan pemenang tender atas nama PT Peduli Bangsa tak mampu, sehingga pemerintah dinilai tak bijak mana perusahaan bonafit dan mana yang berkualitas dan bermodal," ujarnya.
Zulkarnaen menuturkan bersama sejumlah rekannya mewakili Desa Teluk Rumbia dan Ranto Gedang melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas PUPR Ir Muzni diruangan kerjanya, mempertanyakan pembangunan peningkatan jalan Singkil - Teluk Rumbia.
"Dalam pertemuan, Kepala Dinas PUPR di dampingi Sekertarisnya Erwin menjelaskan, sulitnya proses lelang pengerjaan kontrak yang peraturannya berubah-rubah," ungkap Zulkarnaen.
Menurut Zulkarnaen, seharusnya jawaban Kepala Dinas PUPR lugas saja, jangan malah mengeluh, dirinya menilai jawaban Kepala Dinas PUPR tak singkron dan dinilai tak puas diterima akal sehat.
Dikatakan, dirinya akan mengumpul massa dan melakukan aksi demo, bila tak ada kejelasan pasti dalam waktu dekat ini.
Sementara Ir Muzni, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Aceh Singkil terkait proyek peningkatan jalan itu tak tuntas kepada wartawan, mengatakan proses pengerjaan baru berjalan dipertengahan tahun sekitar bulan awal bulan Juli 2018.
"Proses pelelangan baru berjalan dibulan lima, dan pengerjaan kontrak baru bisa di bulan Juli 2018 karena ada proses-proses yang dilalui, kami sudah berusaha sekuat tenaga, dan adanya human eror dan bukan unsur disengaja," ujarnya.
Muzni akui sangat banyak kelemahan dipihak PUPR dan Konsultan pelaksana sehingga pembangunan proyek peningkatan jalan Singkil - Teluk Rumbia hanya terealisasi 40 persen.
Menjawab pertanyaan wartawan telah matinya kontrak pembangunan peningkatan jalan Singkil - Teluk Rumbia, oleh pemenang Tender PT Peduli Bangsa 20 Desember 2018 lalu proyek dihentikan sementara dan akan dilelang kembali, ditahun anggaran 2019.
Dan upaya selanjutnya terkait desakan masyarakat dua desa, tak tuntasnya pengerjaan jalan itu, pihak PUPR berjanji akan melakukan pendekatan persuasif atau melakukan pertemuan forum di tingkat kabupaten, agar terjalin kesepakatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019