Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) mendesak agar India dan Pakistan berdialog untuk meredakan ketegangan.

"Kami mencatat keprihatinan mendalam pada meningkatnya ketegangan perbatasan antara Pakistan dan India," ujar Presiden MAPIM, Mohd Azmi Abdul Hamid di Kuala Lumpur, Kamis.

Dia mengatakan ada banyak insiden serangan teroris di Pakistan selama ini namun tidak ada tuduhan terhadap India yang ditunjukkan oleh Pakistan.

"Dan ini fakta bahwa Pakistan tidak pernah menghasut India untuk berperang" katanya.

Dia mengatakan harus diakui bahwa ketegangan yang terus-menerus ini pada dasarnya disebabkan oleh krisis yang ada di wilayah Kashmir yang disengketakan.

"Kashmir adalah masalah inti yang perlu diselesaikan," katanya.

Karena itu, ujar dia, pihaknya percaya bahwa jika bukan karena kampanye kebencian yang terus-menerus terhadap Muslim di India dan ketegangan tinggi yang diciptakan antara orang India dan Kashmir di Kashmir Pendudukan India maka krisis tidak akan memburuk ke tahap saat ini.

"Dengan penggelaran ribuan tentara India, di Jammu dan Kashmir, menjadikannya daerah yang paling termiliterisasi di dunia, dan digabungkan dengan insiden tak terhitung korban sipil Kashmir di dalam Kashmir Pendudukan India, jelas bahwa kerusuhan sipil akan menjadi hasil alami dan kemungkinan skala serangan yang ditargetkan militer ini pasti akan terjadi,"katanya.

Dengan percikan bom bunuh diri militer yang ditargetkan baru-baru ini di Pulwama dalam IOK, ujar dia, kekejaman yang dihadapi oleh Kashmir pasti akan menetapkan skenario untuk pembalasan.

"Adalah logis untuk mengaitkan serangan itu dengan kelompok lokal yang tidak puas yang telah menderita selama bertahun-tahun pendudukan oleh operasi militer India,"katanya.

PM Paskitan Imran Khan telah memanggil India untuk berdialog untuk menemukan solusi dan membentuk penyelidikan bersama untuk mengidentifikasi pelakunya dan memerangi terorisme.

"Sangat masuk akal bahwa India mengindahkan seruan dari Pakistan untuk meminta India memperluas kerjasama yang bersedia untuk membuka jalan dialog daripada memilih tanggapan militer," katanya.

Dia mengatakan dunia tidak dapat mengizinkan kedua negara untuk memilih perang skala penuh dengan keduanya memiliki kemampuan arsenal nuklir.          

"Antisipasi tingkat kerusakan yang sangat besar di kedua sisi tidak terbayangkan, Dewan Keamanan PBB harus segera menanggapi situasi ini," katanya.

Partai yang berkuasa di India tidak boleh memanfaatkan ketegangan itu sebagai titik pertemuan untuk pemilihan yang akan datang sehingga stabilitas regional harus diutamakan.

"Dunia tidak bisa menawarkan ketidakstabilan regional lain dengan warga sipil selalu membayar harga terberat,"kata Mohd Azmi Abdul Hamid.

Pewarta: Agus Setiawan

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019