Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh mengekspor sebanyak 100 batang tanaman hias Aglaonema ke negeri Sakura Jepang.

"Syukur Alhamdulillah hari ini kita mengekspor 100 batang Aglaonema ke Jepang," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, Sabtu.

Dikatatakanya, sejauh ini, aglaonema baru akan diekspor sebanyak 100 batang, pohon tersebut akan dibawa langsung oleh pengusaha Jepang Tatsuya.

Menurut Ali Jamil, Aglaonema yang diekspor ke Jepang tersebut merupakan hasil budidaya secara tradisional oleh petani lokal dan diyakini memiliki khasiat untuk pengobatan herbal.

"Nilai ekspor Aglaonema hari sampai Rp10 jutaan dan kita berharap petani lokal terus mengembangkan tanaman aglaonema karena memiliki nilai ekonomis yang besar," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian.

Pada kesempatan itu, ia juga berpesan kepada petani Aceh untuk terus mengembangkan tanaman hias aglaonema agar bisa meningkatkan pendapatan masyarakat petani.

"Tanaman Aglaonema harus dimanfaatkan dengan maksimal oleh kaum melinial Aceh guna bisa meningkatkan pendapatan daerah," harap dia.

Aglaonema yang di ekspor tersebut memiliki sertifikat dan telah lulus uji laboratorium yang dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Banda Aceh.

"Direncanakan pohon tersebut akan diekspor sampai 1.000 batang ke Jepang, sesuai permintaan yang telah disepakati oleh pengusaha Jepang," kata dia.

Pengusaha Jepang, Tatsuya Nage, menyatakan, Aglaonema di Aceh dihargai Rp125/batang, sementara di Jepang, harga pohon tersebut mencapai 3.000 Yen per batang.

Pohon ini menjadi hiasan kalau di Jepang, harganya mahal sehingga memiliki peluang tinggi untuk diekspor ke negaranya,? kata pengusaha asal Jepang, Tatsuya Nage.
 

Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019