Presiden Turki Tayyip Erdogan terpukul dalam pemilihan umum lokal karena Partai AK pimpinannya kehilangan kendali di Ankara, ibu kota Turki, untuk pertama kalinya sejak partai itu didirikan pada 2001, sementara kekalahan besar di Istanbul juga membayangi AK.
Erdogan, yang telah mendominasi politik Turki sejak ia mulai naik ke tampuk kekuasaan 16 tahun lalu, berkampanye tanpa henti selama dua bulan menjelang pemungutan suara pada Minggu (31/3).
Namun, kampanye yang digelar setiap hari oleh sang presiden serta dukungan media yang begitu besar tidak mampu mengambil hati para pemilih di dua kota utama.
Stasiun penyiaran Turki mengatakan bahwa kandidat dari Partai Rakyat Republik (CHP), Mansur Yavas, sudah jelas menang di Ankara. Sementara itu di Istanbul, CHP memimpin dengan hampir 28.000 suara lebih banyak dibandingkan suara yang dikumpulkan kandidat saingannya, menurut hasil penghitungan terbaru.
"Rakyat telah memberikan pilihan pada demokrasi, mereka memilih demokrasi," kata pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu. Ia menyatakan CHP, partainya yang beraliran sekuler, telah mengambil kendali di Ankara dan Istanbul dari Partai AK (AKP) serta tetap menguasai bentengnya di Izmir, kota di pesisir Laut Aegea dan terbesar ketiga di Turki.
Kantor berita Turki Anadolu melaporkan bahwa jumlah pemilih yang memberikan suara mereka di seluruh negeri sangat tinggi, yaitu 84,52 persen.
Kekalahan partai berakar Islam pimpinan Erdogan itu di Ankara merupakan pukulan telak bagi sang presiden. Kekalahan di Istanbul, kota yang tiga kali lebih besar dibandingkan Ankara, akan menjadi pukulan yang lebih besar. Erdogan memulai karier politiknya di Istanbul dan pernah menjabat sebagai wali kota tersebut pada tahun 1990-an.
Ketua Dewan Tinggi Pemilihan Sadi Guven mengatakan kepada para wartawan bahwa kandidat wali kota Istanbul dari CHP, Ekrem Imamoglu, meraup 4.159.650 suara sementara kandidat dari AKP, yaitu mantan Perdana Menteri Binali Yildirim, mengumpulkan 4.131.761 suara.
Dewan Tinggi Pemilihan menyediakan waktu tiga hari jika hasil pemilihan akan dipermasalahkan.
Anadolu melaporkan bahwa AKP akan mengajukan banding di beberapa distrik Ankara.
Ketika menyampaikan pidato di hadapan para pendukungnya pada Minggu malam, Erdogan tampaknya menerima kekalahan AKP di Istanbul walaupun dia mengatakan sebagian besar masyarakat di kota tersebut dikuasi oleh partainya.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Erdogan, yang telah mendominasi politik Turki sejak ia mulai naik ke tampuk kekuasaan 16 tahun lalu, berkampanye tanpa henti selama dua bulan menjelang pemungutan suara pada Minggu (31/3).
Namun, kampanye yang digelar setiap hari oleh sang presiden serta dukungan media yang begitu besar tidak mampu mengambil hati para pemilih di dua kota utama.
Stasiun penyiaran Turki mengatakan bahwa kandidat dari Partai Rakyat Republik (CHP), Mansur Yavas, sudah jelas menang di Ankara. Sementara itu di Istanbul, CHP memimpin dengan hampir 28.000 suara lebih banyak dibandingkan suara yang dikumpulkan kandidat saingannya, menurut hasil penghitungan terbaru.
"Rakyat telah memberikan pilihan pada demokrasi, mereka memilih demokrasi," kata pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu. Ia menyatakan CHP, partainya yang beraliran sekuler, telah mengambil kendali di Ankara dan Istanbul dari Partai AK (AKP) serta tetap menguasai bentengnya di Izmir, kota di pesisir Laut Aegea dan terbesar ketiga di Turki.
Kantor berita Turki Anadolu melaporkan bahwa jumlah pemilih yang memberikan suara mereka di seluruh negeri sangat tinggi, yaitu 84,52 persen.
Kekalahan partai berakar Islam pimpinan Erdogan itu di Ankara merupakan pukulan telak bagi sang presiden. Kekalahan di Istanbul, kota yang tiga kali lebih besar dibandingkan Ankara, akan menjadi pukulan yang lebih besar. Erdogan memulai karier politiknya di Istanbul dan pernah menjabat sebagai wali kota tersebut pada tahun 1990-an.
Ketua Dewan Tinggi Pemilihan Sadi Guven mengatakan kepada para wartawan bahwa kandidat wali kota Istanbul dari CHP, Ekrem Imamoglu, meraup 4.159.650 suara sementara kandidat dari AKP, yaitu mantan Perdana Menteri Binali Yildirim, mengumpulkan 4.131.761 suara.
Dewan Tinggi Pemilihan menyediakan waktu tiga hari jika hasil pemilihan akan dipermasalahkan.
Anadolu melaporkan bahwa AKP akan mengajukan banding di beberapa distrik Ankara.
Ketika menyampaikan pidato di hadapan para pendukungnya pada Minggu malam, Erdogan tampaknya menerima kekalahan AKP di Istanbul walaupun dia mengatakan sebagian besar masyarakat di kota tersebut dikuasi oleh partainya.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019