Puluhan masyarakat di Beutong Ateuh, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya hingga Kamis (11/4) malam masih berada di kompleks kamp PT Emas Mineral Murni (PT EMM) setelah sebelumnya mengultimatum sejumlah pekerja agar segera keluar dari kompleks perusahaan tambang emas tersebut.

Informasi yang diperoleh Antara pada Kamis malam, selain bertahan di kompleks perusahaan, massa juga masih melakukan penjagaan di sekitar jembatan rangka baja di jalan lintas Nagan Raya-Aceh Tengah, guna memastikan tidak ada pekerja yang ada di lokasi perusahaan.

"Benar, masyarakat pada Kamis sore sudah meminta agar karyawan meninggalkan lokasi perusahaan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Warga juga minta perusahaan tidak lagi beroperasi untuk menambang emas di Beutong Ateuh," kata Said Aji, warga Beutong Ateuh Banggalang yang dihubungi Antara melalui saluran telepon.

Ia menjelaskan, massa terpaksa mengusir sejumlah karyawan karena masyarakat menolak operasional PT Emas Mineral Murni beroperasi di kawasan tersebut, karena dinilai akan merusak lingkungan dan ekosistem di kawasan itu.

Massa juga mengancam apabila dalam rentang waktu selama 1x24 jam karyawan masih berada di lokasi perusahaan, maka apabila terjadi hal yang tak diinginkan, maka masyarakat setempat mengaku tidak bertanggungjawab.

Hingga Kamis malam, di lokasi perusahaan tambang emas tersebut hanya terdapat sejumlah aparat keamanan yang berjaga. Sedangkan karyawan sudah meninggalkan lokasi perusahaan dengan pengawalan ketat dari kepolisian dari Mapolres Nagan Raya.

Terpisah, Humas PT Emas Mineral Murni (PT EMM), Dwiyanto yang ditanyai Antara, Kamis malam membenarkan mereka sudah tidak berada di lokasi perusahaan, setelah diultimatum warga agar segera keluar dari perusahaan.

Dwiyanto mengaku akan memberikan keterangan pers terkait aksi warga setelah ia tiba ke Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh Barat, guna memastikan kejadian yang sebenarnya.

Pewarta: T Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019