Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, mewisuda 66 lulusan sarjana angkatan VI dalam rapat senat terbuka, Kamis (11/4) yang dipusatkan di aula perguruan tinggi setempat.

Wakil Ketua I bidang Akademik dan Kelembagaan, Drs H M Arif Idris MA dalam laporannya mengatakan, keseluruhan wisudawan tersebut terdiri dari 40 lulusan Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, 25 lulusan Jurusan Tarbiyah dan Keguruan, dan 1 lulusan Jurusan Dakwah dan Komunikasi Islam.

Ada pun lulusan terbaik pada wisuda kali ini berjumlah tujuh orang, yaitu Wahyu Afrida dari Prodi Perbankan Syariah, Yulia Nengsi dari Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Novi Aulia dari Prodi Hukum Pidana Islam, Meurahwan dari Prodi Pendidikan Agama Islam, Fajrulfalah dari Prodi Hukum Tata Negara Islam, Revina Rahayu dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Suriati dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Pada kesempatan tersebut, Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Dr Inayatillah MAg juga menyerahkan penghargaan kepada wisudawan disabilitas, atas nama Nurzakiya, Prodi Hukum Ekonomi Syariah. 

"Sudah seharusnya STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh berusaha melakukan berbagai perubahan untuk perkembangan di masa depan. Termasuk perubahan pola pikir, agar tidak terperangkap pada kejayaan di masa lalu," kata Inayatillah.

Menjadi pemimpin di era yang serba berubah seperti hari ini memerlukan kemampuan-kemampuan baru. Terlebih pada era disrupsi saat ini, dimana perubahan menjadi sifat yang sangat cepat berubah. Karenanya tiap lembaga, terutama perguruan tinggi seperti STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, membutuhkan human capital yang bermental driver.

“Sehingga nantinya mampu bersaing mensejajarkan diri, bahkan melebihi perguruan tinggi-perguruan tinggi lainnya di Aceh, Indonesia dan dunia,” tekannya.

Menurutnya, semua permasalahan yang terjadi hari ini, mau tidak mau, lembaga pendidikan harus mampu mencari jalan keluarnya. 

Jika tidak, maka akan sulit mewujudkan pendidikan yang kontekstual terhadap zaman. Setidaknya ada tiga langkah yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan di era 4.0, yaitu disruptive mindset, self-driving, dan reshape or cerate.

Inayatillah berharap, lulusan STAIN Teungku Dirudeng Meulaboh dapat menjadi lulusan yang mampu melakukan self-disruption. Menjadi good driver, bukan passanger. Senantiasa membuka diri, cepat dan tepat membaca situasi, berintegritas dan tangkas dalam bertindak.

“SDM yang bermental good driver akan mau membuka diri, cepat dan tepat membaca situasi, berintegritas, tangkas dalam bertindak, waspada terhadap segala kemungkinan buruk, dan mampu bekerja efektif, inovatif, dan efisien,” tuturnya.

Pewarta: T Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019