Produksi sampah organik dan plastik dari rumah tangga dan pedagang musiman di Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, selama Ramadhan mengalami peningkatan dibandingkan bulan-bulan biasa, yakni dari 75 ton menjadi 95 ton per hari.

"Meningkatnya produksi sampah pada bulan suci Ramadhan ini karena banyaknya pedagang musiman yang menjual aneka makanan dan minuman, khususnya untuk penganan berbuka puasa," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Aceh Barat, Mulyadi SHut kepada Antara, Selasa (28/5) di Meulaboh.

Selain itu, banyaknya konsumsi makanan dan minuman oleh masyarakat, juga menambah produksi sampah khususnya sampah organik, serta plastik yang bersumber dari aneka hasil barang belanjaan masyarakat.

Guna mengantisipasi penumpukan sampah, pihaknya setiap hari mengerahkan sedikitnya 27 armada truk sampah, tiga unit armada becak motor guna mengangkut sampah di masyarakat, serta di titik tertentu termasuk di pusat perdagangan, pasar dan titik lainnya.

Pihaknya juga melakukan patroli secara rutin setiap hari dan menyiagakan petugas sampah di kantor, apabila mendapatkan laporan dari masyarakat dan hasil pemantauan terdapat tumpukan sampah yang belum diangkut, maka segera diangkut menggunakan armada yang ada.

"Kami baru dapat melayani pengangkutan sampah sekitar 80 persen khususnya di dalam Kota Meulaboh, ini terjadi karena keterbatasan becak motor yang mampu menjangkau gang sempit," ujat Mulyadi.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mulai tahun 2019 ini menargetkan akan meraih Piagam Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, jika berhasil melakukan pengelolaan sampah dan kebersihan di kabupaten setempat, pungkasnya.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019