Lima orang tersangka yang telah menculik puluhan petugas "call center" yang agaknya berhubungan dengan sengketa usaha, telah ditangkap di kota wisata Cancun, Meksiko, demikian pernyataan dari pihak berwenang, Rabu.

Jaksa Agung Quintana Roo, Oscar Montes de Oca mengatakan, para pegawai pusat peneleponan dan pemilik usahanya dibebaskan melalui kekuatan hukum oleh petugas pada Rabu pagi beberapa jam setelah penculikan yang terjadi pada Selasa malam.

"Penyelidikan kami mengarah pada kesimpulan bahwa terjadi perselisihan di antara pemilik usaha, dan kenyataannya, para pemilik termasuk di antara 27 orang yang diculik," kata Montes de Oca.

Konflik kemungkinan muncul atas penangguhan pembayaran gaji dan perlakuan tidak menyenangkan terhadap para pekerja di kantor yang menjual paket liburan, kata petugas.

Monte de Oca juga mengatakan akan menyelidiki jika para tersangka kemungkinan adalah anggota kartel narkoba.

Penyelamatan dilakukan oleh pasukan keamanan termasuk Garda Nasional, polisi militer https://www.reuters.com/article/us-mexico-politics-military/mexicos-congress-oks-new-national-guard-championed-by-lopez-obrador-idUSKCN1QV3E9
yang pada tahun ini dibentuk oleh Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador untuk memerangi kejahatan di seluruh negeri.

Sekitar delapan orang bersenjata menyerbu kantor Call Center pada Selasa malam, menyandera 30 orang di dalam dua kendaraan, tanpa mendapat perlawanan dan membawa mereka ke sebuah rumah di pinggiran Cancun, kata Montes de Oca, mengutip keterangan saksi mata.

Pada saat polisi memasuki rumah tersebut, mereka menemukan lima orang bersenjata sedang berdiri menjaga 27 sandera yang matanya ditutup. Montes de Oca mengatakan bahwa tiga orang sandera telah dibebaskan.

Polisi segera menahan tiga penculik dan menangkap dua lainnya setelah kejar-mengejar beberapa waktu, katanya.

Petugas juga menemukan senjata api jenis AR-15, dua kaliber-9 dari rumah tersebut.



Sumber:Reuters

Pewarta: Maria D Andriana

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019