Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Cut Yusminar mengatakan hasil tangkapan ikan Aceh melebihi 100 ton per hari, dan kini Aceh masih membutuhkan gudang pendingin (cold storage) untuk menampung ikan sebelum diekspor.

“Hasil tangkapan cukup banyak, kualitanya sudah mulai bagus. Di Lampulo (Banda Aceh) saja 80 sampai 100 ton per hari, kalau di Idi (Aceh Timur) mulai 60 sampai 80 ton juga, kalau (kapal) yang kecil-kecil itu udah 20 sampai 25 ton per hari,” katanya di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan sekarang ini Aceh masih melakukan ekspor ikan melalui Medan Sumatera Utara (Sumut). Lantaran cold storage yang dimiliki Aceh masih sangat terbatas. 

Sebab itu katanya, Aceh masih sangat membutuhkan penambahan cold storage yang bisa difungsikan baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta sehingga membuat para pengusaha cold storage tersebut bersatu dan bisa melakukan ekspor ikan secara bersama dalam jumlah besar.

“Kita sekarang punya dua cold storage, satu punya pemerintah satu lagi milik swasta. Dua cold storage ini paling hasilnya dua kontainer, satu kapal itu masuk beberapa kontainer yang dibawa,” kata Cut.

Cut juga mengharapkan agar ada investor yang masuk ke Aceh membangun untuk cold storage. Pihak DKP Aceh katanya, sedang memperjuangkan dana bersumberd dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk bangun cold storage. 

Terutama untuk pantai timur Aceh yang khususnya ekspor udang, seperti yang pernah dilakukan Aceh pada tahun 2000-an ke Uni Eropa dan Jepang. 

“Dan sekarang ini kita punya bahan bakunya (udang) di Aceh. Ikan segar kita banyak dibawa ke Sumatera Utara dulu, (baru diekpor). Ke Padang (Sumatera Barat), Riau juga semua masih lewat Medan (Sumut). Harapan kita hasil tangkapan besar, kita bisa ekspor secara langsung,” ungkap Cut.

Pewarta: Khalis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019