Bank Indonesia Kantor Perwakilan Lhokseumawe merilis dana pihak ketiga (DPK) Perbankan Lhokseumawe hingga Juni 2019 Rp13,93 triliun atau meningkat 8,94 persen dibandingkan periode yang sama 2018 senilai Rp12,79 triliun.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lhokseumawe Yufrizal kepada Antara di Lhokseumawe, Jumat (9/8) mengatakan, dari jumlah itu tabungan memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 60,06 persen (Rp8,37 triliun) dan giro dengan pangsa 23,25 persen (Rp3,23 triliun).
 
"Pendorong pertumbuhan giro antara lain dropping dana desa tahap II dan penyaluran dana otsus," ujarnya.

Selanjutnya, deposito yang memiliki pangsa 16,69 persen yang mengalami penurunan 7,78 persen yaitu dari Rp2,15 triliun menjadi Rp2,32 triliun.

“Secara khusus untuk Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, posisi DPK pada Juni 2019 tumbuh 13,58 persen yaitu dari Rp4,76 triliun menjadi Rp5,41 triliun,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh bank di wilayah kerja KPw BI Lhokseumawe pada Juni 2019 meningkat sebesar 6,91 persen yaitu dari Rp15,42 triliun menjadi Rp16,49 triliun.

"Pertumbuhan tersebut didukung oleh kualitas kredit yang terpantau aman dengan NPL di level 1,76 persen, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,88 persen, dan masih di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5 persen," kata Yufrizal.

Untuk Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, posisi kredit bulan Juni 2019 tumbuh sebesar 4,60 persen yaitu dari Rp5,87 triliun menjadi Rp6,14 triliun dengan NPL sebesar 1,48 persen atau menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,50 persen.

Secara sektoral, sektor ekonomi yang memiliki posisi kredit terbesar adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan pangsa 22,81 persen mengalami pertumbuhan 9,22 persen utamanya ditopang pinjaman perdagangan ekspor kopi bijian, ekspor tembakau, dan ekspor bahan makanan lainnya.

Selanjutnya pengolahan yang memiliki pangsa 13,43 persen dari total kredit, mengalami pertumbuhan 3,38 persen utamanya didorong oleh industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah, industri instrumen optik, dan daur ulang bukan logam.

Adapun pada sektor pertanian yang memiliki pangsa sebesar 6,25 persen, tumbuh sebesar 8,86 persen utamanya pada pertanian palawija, tanaman bahan baku tekstil, dan hortikultura bunga.

Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi ditunjukkan oleh sektor pertambangan sebesar 147,68 persen utamanya subsektor penggalian batu-batuan.

Berdasarkan penggunaannya, kredit/pembiayaan untuk tujuan konsumsi memiliki pangsa terbesar yaitu 52,09 persen atau senilai Rp8,63 triliun. Kredit/pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 4,79 persen.

Selanjutnya kredit/pembiayaan modal kerja memiliki pangsa 37,19 persen atau senilai Rp6,16 triliun, tumbuh sebesar 6,65 persen sementara kredit/pembiayaan investasi memiliki pangsa 10,24 persen atau senilai Rp1,69 triliun, tumbuh sebesar 4,79 persen.

Selain itu, rasio kredit/pembiayaan terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) di wilayah kerja KPw BI Lhokseumawe pada bulan Juni 2019 sebesar 118,33 persen, lebih rendah dari bulan Mei 2019 yang berada pada angka 129,87 persen.

“Angka ini menunjukkan nilai kredit/pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari nilai dana. Penurunan LDR menunjukkan bahwa pertumbuhan DPK lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pembiayaan/kredit,” tutupnya.

Pewarta: Dedy Syahputra

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019