Banda Aceh, 4/4 (Antaraaceh) - Guru dayah/pondok pesantren daerah terpencil di Provinsi Aceh dibekali ilmu jurnalistik sebagai upaya memberikan pemahaman tentang dunia kewartawanan dan teknik penulisan berita di media.

"Kami berharap para guru dayah memahami ilmu jurnalistik yang nantinya juga dapat diajarkan kepada santri," kata Kasubid pengkaderan dan kerja sama bidang sumber daya manusia pada Badan Dayah Aceh Arjuna di Banda Aceh, Jumat.

Dijelaskannya, dengan pembekalan ilmu jurnalisitk tersebut maka guru dayah daerah terpencil di provinsi ujung paling barat Indonesia itu paham akan karya-karya jurnalistik dan dapat menulisnya.

Disebutkan, pelatihan tersebut diikuti sebanyak 50 guru dayah daerah terpencil dari lima kabupaten/kota yakni Aceh Tamiang,  Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Simeulue dan kota Subulussalam.

Pelatihan jurnalistik untuk kalangan guru dayah di daerah terpencil di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu diisi oleh Azhari, pewarta LKBN Antara Biro Aceh.

Dalam pelatihan selama tiga jam tersebut banyak pertanyaan yang muncul dari peserta pelatihan, terutama terkait dengan cara menulis di media massa.

"Saya mengajak kepada seluruh peserta dapat terus mengasah kemampuan untuk menulis sehingga akan banyak tulisan dari kalangan dayah di  media-media di Aceh khususnya dan nasional nantinya," katanya.

Para peserta pelatihan jurnalistik tersebut juga menyampaikan sejumlah keluhan dalam forum itu, salah saatunya terkait honor yang diterima sebagai guru dayah daerah terpencil Rp1,5 juta/bulan atau lebih rendah dari upah minimum provinsi Rp1.750.000/bulan.

Mereka berharap agar Pemerintah Aceh bersama DPRA dapat meningkatkan honor yang diterima dan juga mengikutsertakan para guru dayah daerah terpencil tersebut dalam program Jamsostek.

Pewarta:

Editor : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014