Pertumbuhan populasi ternak sapi di Kabupaten Bener Meriah meningkat tinggi dalam 10 tahun terakhir mencapai angka 23,95 persen atau sepuluh kali lipat dibanding pertumbuhan populasi ternak sapi nasional.

Hal itu diungkapkan oleh perwakilan lembaga Promoting Rural Incomes Through Support for Markets in Agriculture (PRISMA), Ferdinandus Rondong, saat presentasi dihadapan Bupati Bener Meriah, Rabu.

"Di Aceh itu stagnan, yaitu 5,60 persen. Sementara untuk Bener Meriah populasi sapinya mengalami lonjakan yang tinggi dari tahun 2008 sampai 2018," tutur  Ferdinandus Rondong.

Baca juga: Harga minyak serai wangi turun Rp227 ribu per kilogram

Baru-baru ini pihak PRISMA bersama lembaga Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) melakukan monitoring di Bener Meriah dengan tujuan overview sektor sapi ternak di daerah itu dan melakukan pemetaan pasarnya guna mengetahui tantangan, potensi, dan peluangnya.

Monitoring tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti pertemuan antara Bupati Bener Meriah Sarkawi dengan Wakil Duta Besar Pemerintah Australia yang membahas hal ini pada 4 Mei 2019.

"Overview sektor sapi secara variabel di Bener Meriah tingkat populasinya di tahun 2018 mencapai angka 4.503 ekor. Kontribusinya terhadap populasi nasional di tahun yang sama baru 0.03 persen. Sedangkan kontribusinya untuk Aceh sekitar 0,67 persen. Sementara peringkat Bener Meriah di Aceh dari 23 kabupaten/kota berada di peringkat 15," sebut Ferdinandus Rondong.

Baca juga: Harga minyak serai wangi turun di Bener Meriah

Selain itu, kata Ferdinandus, perkembangan pemotongan sapi ternak di Bener Meriah dari tahun 2009-2017 juga memperlihatkan pertumbuhan yang cukup signifikan.

"Kalau kita bicara tentang populasi dan pemotongan sapi ternak di Bener Meriah hampir tersebar merata, kecuali di Kecamatan Bener Kelipah dan Kecamatan Permata. Untuk populasi, Kecamatan Mesidah menguasai 20 persen, tapi pemotongan sapinya terendah. Pemotongan sapi tertinggi ada di Kecamatan Bandar," ujar Ferdinandus.

Sementara terkait potensi pengembangan kawasan peternakan di Bener Meriah, kata Ferdinandus, daerah ini juga masih memiliki sejumlah kawasan yang layak.

Baca juga: Seorang remaja meninggal dunia dalam kebakaran di Bener Meriah

"Di Blang Rakal ada seluas 340 hektare. Dengan fasilitas 1 unit gedung pos IB dan rumah jaga. Di Desa Uber-Uber ada seluas 4.166 hektar," sebutnya.

Bupati Bener Meriah, Sarkawi dalam hal ini juga menyampaikan bahwa Desa Uber-Uber memang merupakan Desa Peternakan yang secara legalitas telah diqanunkan oleh Pemerintah Daerah sejak beberapa tahun lalu.

"Seiring dengan berjalannya waktu peternakan ini memang mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa hal," tutur Sarkawi.

Selain itu, Sarkawi juga mengakui bahwa potensi peternakan sapi di daerahnya memang sangat menjanjikan. Hal itu juga diimbangi dengan tingkat kebutuhan masyarakatnya terhadap daging sapi cukup tinggi.

 

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019