Glasgow (ANTARA) - Seorang pria menikam enam orang, termasuk satu polisi, di Kota Glasgow, Skotlandia, pada Jumat (26/6) sebelum akhirnya pelaku ditembak mati oleh petugas.
Saksi mengatakan kepada Sky News ia melihat sejumlah orang berlumuran darah sedang dirawat oleh pelayanan darurat pascainsiden di sebuah hotel kota tersebut. Polisi bersenjata segera tiba di lokasi kejadian.
Polisi menyebut penyerang sebagai satu-satunya korban jiwa, meski media sebelumnya melaporkan bahwa pelaku menewaskan dua orang.
Asisten Kepala Kepolisian Skotlandia Steve Johnson mengatakan insiden tersebut terhasil dikendalikan sehingga tidak menimbulkan risiko yang lebih luas bagi masyarakat.
"Seseorang yang ditembak oleh polisi bersenjata sudah meninggal," kata Kepolisian Skotlandia melalui pernyataan, sambil menambahkan bahwa mereka tidak melakukan pengejaran pada orang-orang lain.
Kepolisian mengatakan tidak menganggap insiden tersebut sebagai terorisme.
Saksi lain di hotel menggambarkan suasana itu "penuh dengan darah."
"Saya sedang di kamar dan mendengar teriakan keras dari lantai bawah," kata pria bernama John kepada BBC.
"Saya khawatir dan pergi untuk memeriksa apa yang sedang terjadi. Begitu saya membuka lift, semuanya penuh darah."
Polisi mengungkapkan bahwa semua enam korban luka adalah laki-laki, termasuk petugas polisi yang dalam kondisi kritis namun stabil. Petugas itu lantas diidentifikasikan oleh polisi bernama David Whyte.
Hotel Park Inn digunakan untuk menampung para pencari suaka selama pandemi COVID-19, meski otoritas memperingatkan agar tidak berspekulasi tentang motif insiden tersebut.
Perdana Menteri Boris Johnson mengaku "merasa sangat sedih dengan peristiwa mengerikan di Glasgow."
Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan ini "hari terberat bagi Glasgow," menegaskan kembali seruan dari polisi agar tidak berkerumun selama akhir pekan ini.
Sumber: Reuters