Mexico City (ANTARA) - Meksiko telah melampaui angka 500.000 kasus virus corona dan 55.000 kematian akibat COVID-19 saat pandemi itu melanda seluruh Amerika Latin.
Otoritas Meksiko, Kamis (13/8), mengatakan negaranya akan membantu memproduksi vaksin untuk didistribusikan ke kawasan itu tahun depan.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan kekuatan pandemi sudah menurun di Meksiko, kendati jumlah kematian 55.293 orang di negaranya merupakan yang tertinggi ketiga di dunia, di belakang Amerika Serikat dan Brazil.
Kementerian Kesehatan Meksiko pada Kamis melaporkan 7.371 kasus baru virus corona yang terkonfirmasi, sehingga jumlah total di negara itu menjadi 505.751 kasus.
Pemerintah mengatakan jumlah sebenarnya orang yang terinfeksi kemungkinan jauh lebih tinggi daripada kasus yang dikonfirmasi.
Perusahaan farmasi AstraZeneca PlcDalam, melalui kemitraan dengan pemerintah Meksiko dan Argentina, mengatakan pihaknya berencana memproduksi 150 juta dosis vaksin virus corona pada awal 2021. Pada akhirnya nanti, akan ada 400 juta dosis yang tersedia untuk didistribusikan ke seluruh kawasan itu.
Lopez Obrador memuji perjanjian itu sebagai "kabar baik" bagi Meksiko.
Ia mengatakan dirinya memperkirakan Meksiko masih menderita pandemi pada saat vaksin mulai diproduksi.
Kepala epidemiologi pemerintah, Jose Luis Alomia, mendukung argumen Lopez Obrador bahwa COVID-19 memudar di Meksiko.
Alomia mengatakan pada Rabu (12/8) bahwa makin sedikit pengujian corona muncul dengan hasil positif.
"Ini sesuai dengan penurunan dalam kasus keseluruhan yang kami lihat dalam beberapa pekan terakhir" karena hanya sekitar 47 persen tes minggu ini hasilnya positif, katanya.
Tiga hingga empat minggu lalu, kata Alomia, hasil tes positif corona tercatat 53 hingga 54 persen.
Sumber: Reuters
Meksiko lampaui 500.000 kasus COVID-19, akan bantu produksi vaksin
Jumat, 14 Agustus 2020 19:42 WIB