Blangpidie (ANTARA) -
Upah panen padi dengan menggunakan mesin potong modern di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) meningkat dari sebelumnya Rp16 ribu naik menjadi Rp19 ribu per karung isi 50 kilogram pada musim panen gadu 2023.
Afandi, salah seorang Keujruen Blang (lembaga adat sawah) di Gampong Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya, Rabu mengatakan, naiknya upah panen tersebut disebabkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
"Solar subsidi sekarang cukup sulit didapatkan oleh pemilik mesin potong modern makanya upah panen menjadi meningkat. Panen lalu Rp16 ribu. Sekarang naik Rp 19 ribu per karung isi 50 kg, atau Rp38 ribu per kuintal, " katanya
Menurutnya musim panen padi yang kini tengah berlangsung di Abdya, para pemilik mesin potong modern terpaksa harus membeli bbm solar yang dibongkar dari dalam tangki mobil warga dengan harga mahal, yakni mencapai Rp 340 ribu per jirigen isi 35 liter.
"Mesin potong ini kan tidak punya barkode bbm bersubsidi, maka solarnya dibeli pada orang dengan harga mahal. Kalau dipakai bbm jenis dexlite lebih mahal lagi, upah panen juga meningkat lagi, mungkin bisa sampai Rp 22 ribu perkarung isi 50 kilogram, " katanya
Kairon, petani warga Sangkalan, Kecamatan Susoh juga membenarkan bahwa upah panen padi dengan menggunakan mesin potong modern pada musim panen padu 2023 ini naik dari Rp16 ribu menjadi Rp 19 ribu per karung.
"Kemarin saya panen padi luas lahan sawah sekitar dua naleh (6.600 meter persegi). Ongkos panen dengan combine sudah mahal Rp 19 ribu per karung. Sementara hasil panen saya peroleh jauh berkurang dari sebelumnya, " katanya
Panen sebelumnya lanjut dia dari luas lahan sawah tersebut didapatkan hasil gabah kering panen mencapai 100 karung lebih. Sementara panen gadu tahun ini hanya Rp 70 karung isi 50 kilogram.
" Hasil produksi sebelumnya banyak, ongkos panen murah. Sekarang hasil panen yang kami peroleh sedikit ongkos panennya mahal," imbuhnya
Ia berharap Pemerintah daerah agar membeli mesin potong modern supaya upah panen panen padi menjadi murah seperti tahun-tahun sebelumnya.
"dulu, waktu mesin potong modern milik pemerintah masih bagus, kami petani sangat terbantu saat musim panen. Sekarang pakai mesin potong milik swasta, upahnya sangat mahal," imbuhnya