Camat Syah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, Khalisuddin menyarankan agar masyarakat di kawasan Samar Kilang dapat menjual akar kuning secara eceran untuk mendapatkan harga jual lebih tinggi.
Khalisuddin menyampaikan harga jual akar kuning di pasar online saat ini jauh lebih tinggi mencapai Rp29.000 per ons.
Baca juga: Harga jual akar kuning dinilai terlalu murah
Sementara harga jual ke pedagang pengumpul yang datang ke Samar Kilang hanya Rp2.000 per kilogram.
"Di jual beli online kan banyak akar kuning, itu persis, absolut sama dengan akar kuning yang di sini. Akar kuning kering dijual Rp20.000 sampai Rp29.000 per ons," tutur Khalisuddin.
Baca juga: Berkhasiat untuk kesehatan, akar kuning dari hutan Bener Meriah mulai diburu
Khalisuddin berharap agar masyarakat pencari akar kuning di kawasan Samar Kilang tidak lagi menjual komoditi tersebut dalam jumlah banyak kepada pedagang pengumpul, kecuali nanti harganya sudah lebih tinggi.
"Saya berharap masyarakat bisa mengecernya, tidak menjual bertruk-truk seperti itu. Kalau ada individu di daerah yang bisa memasarkannya lewat online mungkin mereka bisa menampung dengan harga lebih tinggi," kata Khalisuddin.
Selama ini kata Khalisuddin pihaknya dari pemerintah kecamatan setempat juga sudah mengimbau warga agar menghentikan sementara penjualan akar kuning ke pedagang pengumpul.
Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak terus dirugikan karena harga jual yang terlalu rendah.
"Kita selaku pemerintah kecamatan sedang mencoba dengan berbagai cara agar harga jual akar kuning ini bisa lebih tinggi. Termasuk kita juga berusaha mengundang pembeli lain agar harga dapat bersaing," tutur Khalisuddin.
"Walaupun begitu kita sampaikan juga kepada masyarakat, kalau sudah terpaksa kali, butuh kali, ya silahkan dijual," ujarnya lagi.
Khalisuddin menambahkan saat ini pihaknya juga sudah menyampaikan persoalan tersebut ke Bupati Bener Meriah agar bisa ditangani sinergi oleh instansi terkait.
"Misalnya perdagangan, koperasi, kemudian juga koordinasi dengan KPH," sebutnya.
Dia berharap kedepannya akan ada semacam koperasi atau pihak ketiga lainnya yang bisa menampung penjualan akar kuning dari masyarakat dengan harga lebih tinggi.
"Kemudian juga harus ada regulasi dan pembinaan selanjutnya. Ini kan ada KPH (Kelompok Tani Hutan)," kata Khalisuddin.
Dia menjelaskan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPKPH untuk bagaimana masyarakat setempat difasilitasi pembentukan kelompok tani hutan, agar akar kuning dan hasil hutan lainnya bisa terus tersedia di hutan Samar Kikang.
"Karena nanti semakin lama mencarinya akan semakin jauh dan akan semakin sulit ditemukan di hutan," ujarnya.
Selain itu Khalisuddin juga menyebut bahwa hutan Samar Kilang tidak hanya menghasilkan akar kuning saja.
Namun juga banyak jenis akar lainnya yang berkhasiat obat terdapat di hutan tersebut.
"Seperti bajakah yang sedang viral sekarang juga ada di sini, namanya Kepret. Ada juga tepus, kayu kait, ini dikenal sebagai obat di sini," sebut Khalisuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Khalisuddin menyampaikan harga jual akar kuning di pasar online saat ini jauh lebih tinggi mencapai Rp29.000 per ons.
Baca juga: Harga jual akar kuning dinilai terlalu murah
Sementara harga jual ke pedagang pengumpul yang datang ke Samar Kilang hanya Rp2.000 per kilogram.
"Di jual beli online kan banyak akar kuning, itu persis, absolut sama dengan akar kuning yang di sini. Akar kuning kering dijual Rp20.000 sampai Rp29.000 per ons," tutur Khalisuddin.
Baca juga: Berkhasiat untuk kesehatan, akar kuning dari hutan Bener Meriah mulai diburu
Khalisuddin berharap agar masyarakat pencari akar kuning di kawasan Samar Kilang tidak lagi menjual komoditi tersebut dalam jumlah banyak kepada pedagang pengumpul, kecuali nanti harganya sudah lebih tinggi.
"Saya berharap masyarakat bisa mengecernya, tidak menjual bertruk-truk seperti itu. Kalau ada individu di daerah yang bisa memasarkannya lewat online mungkin mereka bisa menampung dengan harga lebih tinggi," kata Khalisuddin.
Selama ini kata Khalisuddin pihaknya dari pemerintah kecamatan setempat juga sudah mengimbau warga agar menghentikan sementara penjualan akar kuning ke pedagang pengumpul.
Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak terus dirugikan karena harga jual yang terlalu rendah.
"Kita selaku pemerintah kecamatan sedang mencoba dengan berbagai cara agar harga jual akar kuning ini bisa lebih tinggi. Termasuk kita juga berusaha mengundang pembeli lain agar harga dapat bersaing," tutur Khalisuddin.
"Walaupun begitu kita sampaikan juga kepada masyarakat, kalau sudah terpaksa kali, butuh kali, ya silahkan dijual," ujarnya lagi.
Khalisuddin menambahkan saat ini pihaknya juga sudah menyampaikan persoalan tersebut ke Bupati Bener Meriah agar bisa ditangani sinergi oleh instansi terkait.
"Misalnya perdagangan, koperasi, kemudian juga koordinasi dengan KPH," sebutnya.
Dia berharap kedepannya akan ada semacam koperasi atau pihak ketiga lainnya yang bisa menampung penjualan akar kuning dari masyarakat dengan harga lebih tinggi.
"Kemudian juga harus ada regulasi dan pembinaan selanjutnya. Ini kan ada KPH (Kelompok Tani Hutan)," kata Khalisuddin.
Dia menjelaskan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPKPH untuk bagaimana masyarakat setempat difasilitasi pembentukan kelompok tani hutan, agar akar kuning dan hasil hutan lainnya bisa terus tersedia di hutan Samar Kikang.
"Karena nanti semakin lama mencarinya akan semakin jauh dan akan semakin sulit ditemukan di hutan," ujarnya.
Selain itu Khalisuddin juga menyebut bahwa hutan Samar Kilang tidak hanya menghasilkan akar kuning saja.
Namun juga banyak jenis akar lainnya yang berkhasiat obat terdapat di hutan tersebut.
"Seperti bajakah yang sedang viral sekarang juga ada di sini, namanya Kepret. Ada juga tepus, kayu kait, ini dikenal sebagai obat di sini," sebut Khalisuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019