Sebuah perusahaan tambang yang beroperasi di Kabupaten Aceh Barat yakni PT Mifa Bersudara bertekad untuk menjadikan perusahaan tersebut sebagai contoh investasi di Provinsi Aceh.

"Kehadiran Mifa di Aceh dalam rangka untuk berkontribusi membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah," kata Komisari Utama PT Mifa Bersaudara, Slamet Hariadi di Banda Aceh, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela diskusi lintas sektoral yang berlangsung di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dan turut dihadiri Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Zainal Airifin Lubis, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh,  Mahdinur, Deputi Kepala Perwakilan BI Aceh, T Munandar dan unsur Imigrasi Banda Aceh.

Ia menjelaskan dengan komitmen seluruh pemegang saham untuk berinvestasi di Aceh, saat memulai investasi pihaknya berprinsip PT Mifa Bersaudara  merupakan bagian dari masyarakat provinsi ujung paling barat Indonesia itu umumnya dan khususnya di daerah operasional perusahaan.

"PT Mifa Bersaudara berkomitmen tidak akan melakukan kegiatan tambang sebelum seluruh perizinanya diterbitkan oleh pihak terkait dan PT Mifa khususnya untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin dan berkontribusi bagi pembangunan daerah," katanya.

Ia menyebutkan saat ini sudah ada 1.700 karyawan di PT Mifa Bersaudara dan 76 persen diantaranya merupakan putra-putri Aceh dan sisanya berasal dari luar Aceh yang bekerja di perusahaan tambang tersebut.

Direktur Utama PT Mifa Bersaudara, Ricky Nelson mengatakan pertemuan lintas sektor tersebut akan memberikan dampak positif terhadap berbagai usaha yang dijalankan oleh setiap perusahaan.

"Kami juga terus membangun komunikasi dengan semua pemangku kepentingan dalam upaya menciptakan produk yang lebih baik yang terus berkesinambungan. Kami juga mengajak semua pemangku kepentingan untuk melihat secara lebih dekat terhadap berbagai kegiatan operasional yang dilakukan bukan hanya mendengar dari media sosial," katanya.

Ia mengatakan berbagai kritikan yang disampaikan khususnya yang bersifat membangun akan menjadi bagian dari perbaikan dan juga melahirkan inova-inovasi baru guna mengoptimalkan investasi di daeah setempat.

Pihaknya juga berharap agar regulasi yang dihadirkan juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan industri karena perubahan yang terjadi sangat cepat termasuk dengan kestabilan harga.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh,  Mahdinur mengatakan kemajuan salah satu daerah sangat didukung oleh hadirnya sebuah industri dan salah satu potensi besar yang ada adalah sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Sektor ESDM merupakan salah satu potensi yang masih dilirik di Aceh karenanya butuh sosialisasi dan pemahaman secara lebih baik kepada masyarakat terhadap mekaniseme yang telah ditempuh oleh setiap perusahan yang akan hadir untuk berinvestasi," katanya
 

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019