Setiap pemimpin diharapkan memberikan keteladanan dengan selalu terdepan menjalankan amar makruf nahi munkar lebih-lebih di Aceh sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam.

Salah satunya, para pemimpin di setiap tingkatan mulai gubernur, bupati/walikota, kepala dinas, camat dan keuchik dengan kekuasaan di tangannya harus menjadi penggerak dan pendorong dalam gerakan Shalat Subuh berjamaah di masjid.

Sehingga jika Shalat Subuh berjamaah di masjid-masjid bisa seramai Shalat Jum'at, maka bisa menjadi salah satu tolok ukur suatu negeri akan lebih sejahtera, aman dan makmur.

Untuk mewujudkan hal ini, tidak cukup dengan ajakan dan imbauan para da’i, akan tetapi sangat ditentukan oleh para pemimpin di daerah yang ikut mendorong dan menjadi penggerak Subuh berjamaah di masjid lewat kewenangan dan regulasi yang dibuat lewat tangan pemimpin.

"Kita berharap, wahai para pemimpin Aceh, jadilah penggerak Shalat Subuh berjamaah, menggerakkan anak buah, stafnya dan akhirnya diikuti rakyatnya. Semakin ramai Shalat Subuh di masjid, maka semakin mempercepat kesejahteraan dan keberkahan yang Allah turunkan untuk daerah kita ini," ujar Ustadz Zul Arafah (Pimpinan Majelis Zikir Arafah, Neusu Banda Aceh) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Selasa (26/11) malam.
 
Menurutnya, jika seorang pemimpin di suatu instansi, daerah dan gampong sudah menggerakkan dan berdiri dalam barisan shaf Shalat Subuh berjamaah di masjid, maka pasti anak buahnya akan ikut serta, sehingga nantinya akan semakin ramai masjid. Apalagi jika pemimpin tersebut mau safari berkeliling dari masjid ke masjid memimpin subuh berjamaah.

Ustadz Zul Arafah yang juga penggerak jamaah safari subuh Arafah ini mengungkapkan, awalnya memang tidak semua orang sanggup melaksanakan ibadah Shalat Subuh secara berjamaah di masjid. Kecuali hamba-hamba pilihan Allah.

Kalau sendainya subuhnya sudah di masjid. Insya Allah, Dhuhur, ashar, Magrib dan Isya, juga akan selalu dilaksanakan secara berjamaah di masjid.  

“Kalau Subuh-nya belum sanggup di masjid, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya, ia akan dicurigai. Akan berat sekali,” ujarnya di hadapan jamaah pengajian KWPSI.

Ustadz Zul menyebutkan, ada 10 keistimewaan melaksanakan Shalat Subuh berjamaah di masjid. Pertama, mereka mendapat doa dari Nabi Muhammad. Nabi berdoa kepada Allah agar memberkahi umatnya yang Shalat Subuh berjamaah di masjid.

“Banyak kita lihat, orang-orang yang Subuh-nya berjamaah di masjid, luar biasa berkah hidupnya. Berkah rumah tangganya, berkah rezekinya, berkah jasadnya, tubuhnya sehat wal a’fiat, jarang sakit. apalagi jika mandi sebelum subuh,” jelasnya.

Ada seorang psikiater dari Australia bernama Baron Umar, kata Ustadz Zul Arafah, dia datang ke China untuk belajar akupuntur selama dua tahun, ternyata semua titik akupuntur terletak pada anggota air wudhu.

Ternyata 493 pusat titik akupuntur, itu terletak dalam anggota air wudhu, yang pertama adalah bagian muka, itu terdapat 84 titik, kemudian di kepala terdapat 64 pusat titik akupuntur yang bagus dibasahi, agar merangsang. Makanya sebelum subuh mandi untuk merangsang. Ketiga bagian tangan yang terdapat 95 titik akupuntur, kemudian kaki terdapat 125 titik, sama dengan daun telinga 125 titik, makanya daun telinga disunnahkan diurut, telunjuk masuk, jempol naik ke atas. Biar kena semua titik akupunturnya. Setelah mendapati rahasia tersebut, Baron Umar akhirnya masuk Islam.

Kemudian kedua, bagi mereka yang Subuhnya berjamaah di masjid, akan mendapat cahaya sempurna di akhirat nanti.   

Ketiga, bagi orang yang senang Subuh berjamaah di masjid, seolah-olah shalat sepanjang malam. Tapi dengan catatan, harus Shalat Isya dulu berjamaah di masjid.

Sekali dua kali, memang berat, tapi kalau dilaksanakan secara istiqamah, maka semuanya akan menjadi mudah. Makanya abis Isya langsung tidur, kecuali ada pengajian dan zikir. Kenapa? satu jam kita tidur setelah Isya, sama dengan empat jam.

Keempat, mereka yang Subuhnya berjamaah di masjid, berada dalam jaminan Allah. Maka itu, jangan coba-coba menganggu orang yang sedang berada dalam jaminan Allah, mereka yang hendak pergi ke masjid untuk berjamaah, jangan coba-coba untuk memukul, jangan coba-coba dipelet atau disantet, apalagi dicaci dan di maki, dihina, dilempar bantu.

Kenapa? Karena siapapun yang menganggu mereka, maka akan berurusan dengan Allah. Karena sedang dijamin Allah.  

Yang kelima, terlepas dan terbebas dari sifat-sifat munafik. Makanya orang yang suka nyabu, judi, mabuk, sangat berat berjamaah di masjid. Kemudian bagi yang suka korupsi juga akan berat sekali Subuh ke masjid, begitu juga yang suka main perempuan. Orang suka melakukan maksiat berat sekali Subuh ke masjid. Paling berat bagi orang munafik adalah Shalat Isya dan Shalat Subuh.

Keenam, disaksikan ribuan malaikat. Maka itu yang belum nikah, coba menikah setelah Subuh karena pada waktu itu disaksikan oleh ribuan malaikat. Makanya kalau saat Shalat Subuh imam baca ayatnya panjang, indah sekali dan khusyuk.

Ketujuh, berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah. Bagaimana caranya?  Setelah Subuh berzikir, i’tikaf dalam masjid, baca Alquran atau dengar ceramah hingga terbitnya matahari kemudian shalat sunat Isyrak dua rakaat.

Kedelapan, berkesempatan melaksanakan shalat sunat fajar dua rakaat sebelum subuh, yang  kelebihannya lebih baik dari dunia dan seisinya.

Kesembilan, terlepas dari siksa neraka. Kesepuluh bagi yang Shalat Subuh berjamaah di masjid meraih kemenangan dengan melihat Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti.

Pewarta: Humas KWPSI

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019