Lhokseumawe, 3/5 (Antaraaceh) – Dalam rangka memperingati Hari Pers Internasional, puluhan wartawan di Lhokseumawe dan Aceh Utara melakukan aksi turun ke jalan dan membagikan stiker kepada pengguna jalan. Dalam aksinya, para awak media tersebut, menuntut supaya segala bentuk kekerasan terhadap wartawan dihentikan, Sabtu.
Kegiatan yang dipusatkan di Jalan Merdeka, tepatnya di depan Taman Riyadhah Lhokseumawe tersebut, para jurnalis dari berbagai media dan organisasi wartawan didaerah, siswa Basri Daham Institute dan Adwindo Lhokseumawe itu di motori oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe.
Dalam tuntutannya, para jurnalis sembari menyampaikan orasi, juga membentangkan spanduk anti kekerasan terhadap jurnalis yang bertuliskan “Hentikan kekerasan Terhadap Jurnalis", serta membagikan stiker kepada pengguna jalan.
Kordinator aksi Agam Khalilullah mengatakan, bahwa kekerasan terhadap wartawan masih kerap terjadi. Serta masih banyak pihak yang belum menghormati, memenuhi dan melindungi hak-hak kebebasan para awak jurnalis.
Padahal jurnalis bekerja mencari, memproses serta menyampaikan informasi untuk kepentingan publik. Sementara pada kenyataannya, masih banyak wartawan yang dibayang-bayangi kekerasan dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan data yang dicatat oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sejak tahun 1996 hingga kini ada delapan kasus pembunuhan jurnalis yang tidak diusut tuntas dan pelakunya belum diadili. “Kita menduga praktik impunitas masih terus terjadi,” tutur Agam.
Sebelum mengakhiri aksinya, para jurnalis membacakan pernyataan sikap, yaitu Meminta pihak penegak hukum untuk mengusut tuntas kekerasan terhadap jurnalis dan mengadili pelakunya, Semua pihak untuk menggunakan mekanisme yang telah disediakan dalam UU No. 40 Tentang Pers apabila menghadapi sengketa karya jurnalistik, Praktik impunitas terhadap pembunuh jurnalis harus segera diakhir dan mengajak seluruh jurnalis untuk memantau pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi Publik. (muchlis)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014
Kegiatan yang dipusatkan di Jalan Merdeka, tepatnya di depan Taman Riyadhah Lhokseumawe tersebut, para jurnalis dari berbagai media dan organisasi wartawan didaerah, siswa Basri Daham Institute dan Adwindo Lhokseumawe itu di motori oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe.
Dalam tuntutannya, para jurnalis sembari menyampaikan orasi, juga membentangkan spanduk anti kekerasan terhadap jurnalis yang bertuliskan “Hentikan kekerasan Terhadap Jurnalis", serta membagikan stiker kepada pengguna jalan.
Kordinator aksi Agam Khalilullah mengatakan, bahwa kekerasan terhadap wartawan masih kerap terjadi. Serta masih banyak pihak yang belum menghormati, memenuhi dan melindungi hak-hak kebebasan para awak jurnalis.
Padahal jurnalis bekerja mencari, memproses serta menyampaikan informasi untuk kepentingan publik. Sementara pada kenyataannya, masih banyak wartawan yang dibayang-bayangi kekerasan dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan data yang dicatat oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sejak tahun 1996 hingga kini ada delapan kasus pembunuhan jurnalis yang tidak diusut tuntas dan pelakunya belum diadili. “Kita menduga praktik impunitas masih terus terjadi,” tutur Agam.
Sebelum mengakhiri aksinya, para jurnalis membacakan pernyataan sikap, yaitu Meminta pihak penegak hukum untuk mengusut tuntas kekerasan terhadap jurnalis dan mengadili pelakunya, Semua pihak untuk menggunakan mekanisme yang telah disediakan dalam UU No. 40 Tentang Pers apabila menghadapi sengketa karya jurnalistik, Praktik impunitas terhadap pembunuh jurnalis harus segera diakhir dan mengajak seluruh jurnalis untuk memantau pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi Publik. (muchlis)
Editor : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014