Petani di delapan desa di Kecamatan Idi Timur, Kabupaten Aceh Timur butuh normalisasi saluran, karena selama ini ratusan hektare sawah di delapan desa tersebut kekurangan air, sehingga kerap gagal panen.

"Selama ini areal persawahan kami tidak produktif faktor aliran air yang tidak normal. Jika musim hujan kami mengalami gagal panen, jika musim kemarau juga mengalami hal yang sama. Karena itu kami para petani sangat mengharapkan kepada pemerintah supaya melakukan normalisasi saluran untuk mengairi air ke sawah," kata Ketua Kelompok Tani Desa Matang Rayeuk ZulFadli, Rabu (8/1).              
Kurang lebih 300 hektare sawah di Kecamatan Idi Timur tersebut terdapat di delapan desa antaranya, Gampong (desa) Matang Rayeuk, Peudawa Puntong, Desa Matang Bungoeng dan sejumlah desa lainnya. Ratusan sawah itu kerap gagal panen dikala musim kemarau dan saat musim penghujan.

Menurut Zaulfadli jika saluran tersebut dilakukan dinormalisasi maka jika musim penghujan air tidak akan terjadi banjir, jika musim kemarau para petani dapat memanfaatkan air di saluran dengan sistem pompanisasi.

”Luas area sawah tadah hujan di sejumlah desa dalam Kecamatan Idi Timur seluas kurang lebih 300 hektare. Selama ini para petani kerap mengalami kerugian karena gagal panen, seandainya saluran tersebut dapat menampung air di musim kemarau para petanipun yang memiliki sawah di sekitar saluran itu dapat menikmati hasil panennya,” ujarnya.

Sementara Keuchik (kepala desa) Matang Rayeuk Muheri mengatakan jika pemerintah melakukan normalisasi terhadap saluran tersebut tidak akan terjadi kekeringan terhadap sawah petani karena para petani dapat memanfaatkan air di dalam saluran tersebut untuk mengairi ke sawah mereka.

"Selain melakukan normalisasi saluran petani juga sangat membutuhkan lima unit sumur bor untuk mengairi air ke sawah mereka jika sewaktu-waktu saluran tersebut mengalami kekeringan," pungkasnya.

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020