Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Aceh mengaku pesimistis dengan target kunjungan 600.000 wisatawan ke Banda Aceh bakal tercapai tahun ini, karena minimnya destinasi di daerah berjuluk "Kota Serambi Makkah".

"Kita lihat dulu lah. Seandainya kalau kita mau menambah kunjungan wisatawan, maka kapasitas penerimaan juga harus ditambah," kata Sekretaris Asita Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Rabu.

Sebagai pelaku pariwisata di lapangan, pihaknya mengetahui secara detail kantong-kantong atau destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan berlokasi di ibu kota Provinsi Aceh.

Beberapa tahun terakhir, ASITA Aceh terpaksa membawa kelompok wisatawan mancanegara terutama berasal dari Malaysia menjangkau kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan Kota Banda Aceh, yakni Sabang dan Aceh Besar.

Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Banda Aceh tahun ini telah menargetkan angka kunjungan 600 ribu lebih wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke daerah yang memiliki peninggalan dari Kesultanan Aceh Darussalam.

Bahkan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman menargetkan tingkat kunjungan satu juta wisatawan tahun 2021 setelah melihat tren positif dalam tiga tahun terakhir, sehingga pihaknya gencar melakukan promosi sebagai daerah yang pernah luluh lantak akibat gempa dan tsunami 15 tahun silam.

"Bila ingin tambah wisatawan datang, bukan bertambah bagus. Justeru sebaliknya. Mana yang ditambah, destinasi apa dan kira-kira apa fasilitas pendukungnya? Di Banda Aceh itu, tidak ada destinasi baru. Destinasi yang lama saja, cuma dipoles sana sini," terang dia.

Menurutnya, langkah yang harus diambil oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh jika menginginkan tingkat kunjungan wisatawan tercapai, maka harus melakukan kerjasama kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan "Kota Serambi Mekkah".

"Banda Aceh harus membuat MoU (nota kesepahaman) mengelola destinasi wisata dengan Aceh Besar. Le Seuum belum dikelola dengan baik, bahkan yang mengelola provinsi lagi. Ke Jantho, belum ada apa-apa. Lhoknga, Lampuuk, Lhoong hingga Lhokseudu, itu kan destinasi wisata di Aceh Besar," katanya.

Terkadang akibat terlalu lama kelompok wisatawan mancanegara tinggal di Banda Aceh, akhirnya pihaknya memutuskan membawa turis tersebut hingga menjangkau destinasi wisata di Lamno, Aceh Jaya.

"Pemko Banda Aceh harus segera kerjasama dengan Pemkab Aceh Besar untuk mengelola dan menambah destinasi wisata baru. Jika itu dilakukan, setidaknya baru bisa mencapai target kunjungan wisatawan yang ditetapkan," tutur Totok lagi.*

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020