Banda Aceh (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Aceh mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal China anjlok ke provinsi paling barat Indonesia tersebut akibat wabah virus corona.
"Ya, enggak terganggu. Kalau pun terganggu, porsinya (wisman China) kecil dan tidak signifikan terhadap data kunjungan wisman ke Aceh setiap tahun," terang Sekretaris Asita Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan, hingga kini, tingkat kunjungan wisman ke berbagai daerah destinasi di antara wisata tsunami di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, serta wisata bahari di Pulau Weh, Sabang, masih normal.
Para pelaku industri pariwisata terutama perusahaan biro perjalanan di provinsi tersebut masih menjalankan usaha dalam mendatangkan wisman yang mayoritas berasal dari negara jiran Malaysia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh menyatakan sepanjang tahun 2019 total terdapat 34.465 wisman yang berkunjung ke Aceh atau mengalami peningkatan 3,57 persen dibandingkan periode yang sama di 2018.
Dari total 34.465 wisman itu, tercatat turis dari Malaysia sebagai negara penyumbang terbesar dengan 19.642 orang, sementara China berada diperingkat kelima 1.015 orang, setelah Inggris 3.075 orang, Amerika Serikat 1.373 orang, dan Jerman 1.189 orang.
"Enggak masalah, karena wisatawan asing yang lain kan masih tetap datang. Kalau yang dari China, memang enggak pulih lagi. Dan saya tidak melihat lagi, ada wisatawan China ke Aceh sekarang," tegas dia.
Pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah yang telah mencabut sementara pemberian bebas visa terhadap kunjungan bagi warga negara China demi mencegah penyebaran virus korona atau 2019-nCov di Tanah Air.
"Malaysia kan, sudah membuat kebijakan pencabutan bebas visa bagi wisatawan dari China. Langkah tersebut diikuti oleh Indonesia. Jadi paling tidak, itu juga menjadi batasan turis China masuk ke Aceh," kata Totok.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto pekan lalu menyebut, kondisi kesehatan turis China dipantau ketat secara terus menerus selama berlibur di Indonesia untuk pencegahan penularan virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov).
"Kita punya dua clearance kesehatan, dari negara China juga keluarkan clearance untuk warganya yang berjalan ke sini," kata Terawan.