Lembaga Pengelola Hutan Kampung (LPHK) Damaran Baru, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, membentuk tim penjaga hutan dengan anggotanya semua perempuan.

Ketua LPHK Damaran Baru Sumini di Redelong, Bener Meriah, Jumat, mengatakan pembentukan tim penjaga hutan tersebut sebagai inisiasi dan tanggung jawab masyarakat melindungi kawasan hutan.

"Perlindungan hutan identik dengan laki-laki. Tapi, di Damaran Baru, kalangan perempuan mengambil peran kunci menjaga dan melestarikan kawasan hutan. Tim ini diberi nama MPU Uteun atau penjaga hutan. Hutan adalah hidup kami," kata Sumini.

Sumini mengatakan motivasi bagi perempuan Damaran Baru menjaga hutan karena trauma banjir bandang 2015 yang melanda wilayah tersebut. Bencana tersebut menyebabkan belasan rumah warga rusak parah.

Sejak bencana banjir bandang tersebut, kata Sumini, perempuan Damaran Baru aktif dalam kegiatan restorasi kawasan hutan, sehingga bencana serupa di masa mendatang bisa dicegah.

"Dengan dibentuknya tim penjaga hutan tersebut, perempuan Damaran Baru terus termotivasi melindungi hutan sebagai sumber mata air dan sumber penghidupan secara berkelanjutan," kata Sumini.

Sumini juga menyebutkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah mengeluarkan keputusan menetapkan kawasan hutan Damaran Baru sebagai hutan desa. Keputusan tersebut memberi kewenangan kepada masyarakat mengelola dan menjaga hutan desa tersebut.

Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) menyambut baik dan mengapresiasi terbentuknya tim penjaga hutan beranggotakan perempuan di Kabupaten Bener Meriah.

"Pembentukan tim penjaga hutan perempuan ini yang pertama di Aceh. Kami berharap ini menjadi inspirasi bagi masyarakat Aceh melindungi dan melestarikan kawasan hutan," kata Ketua Yayasan HAkA Farwiza.

Farwiza menegaskan Yayasan HAkA berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam perlindungan kawasan hutan serta menyuarakan aspirasi masyarakat agar didengar para pemangku kebijakan di Aceh.

"Aceh memiliki bentangan hutan terluas di Pulau Sumatra. Luas hutan di Aceh mencapai 2,9 juta hektare. Jika ini tidak dijaga akan berdampak terjadinya bencana banjir dan kekeringan," kata Farwiza.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020