Harga daging "meugang" lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah di Aceh Barat Daya saat pandemi virus corona atau disebut COVID-19 sekarang ini termahal di Indonesia, mencapai Rp200 ribu per kilogram.

"Bukannya turun saat wabah COVID-19, malah harganya naik hingga Rp200 ribu per kilogram. Harganya sama saat 'meugang' bulan puasa lalu," kata Kamaruddin, warga Tangan-tangan, Aceh Barat Daya (Abdya), di Blangpidie, Sabtu.

Harga daging, baik sapi maupun kerbau saat meugang bulan puasa lalu, kata Kamaruddin, berkisar Rp180 ribu hingga Rp200 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging di hari biasa di kisaran Rp100 ribuan.
 
Masyarakat menilai melonjaknya harga daging di hari meugang baik di Aceh Barat Daya, maupun daerah lainnya di Aceh, sudah menjadi kebiasaan. Sebab, meugang merupakan tradisi masyarakat Aceh saat menyambut bulan puasa, Idul Fitri, maupun hari raya kurban

"Di mana setiap kepala keluarga di Aceh wajib membawa satu dua kilogram daging saat hari meugang. Kenaikan harga tersebut karena permintaan daging di hari meugang meningkat," kata Kamaruddin.

Kenaikan juga terjadi di harga ikan segar. Harga ikan segar pada saat pandemi COVID-19 di Aceh Barat Daya, naik dua kali lipat di hari meugang Idul Fitri 1441 Hijriah.

Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya, harga ikan segar jenis tuna biasanya dijual Rp100 ribu per ekor, kini naik menjadi Rp200 ribu per ekor.

"Begitu juga dengan harha berbagai jenis ikan lainnya, naik dua kali lipat," kata Amran, pedagang ikan ditemui di TPI Ujong Serangga, Susoh.

Menurut dia, mahalnya harga berbagai jenis ikan laut di Kabupaten Abdya karena karena banyaknya permintaan masyarakat untuk kebutuhan lebaran. Sementara, pasokan ikan dari nelayan minim karena cuaca buruk.

"Sudah sepekan nelayan tidak melaut karena cuacanya cukup buruk. Gelombang tinggi dan sering badai, makanya harga ikan mahal, hampir sama dengan harga daging sapi dan kerbau," kata Amran.

Pewarta: Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020