M Hasan (60) dan isterinya Sutihad (58), warga Desa Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh selaku penerima bantuan rumah layak huni mengaku menerima rumah bantuan tanpa adanya sarana penerang listrik.

Akibatnya, rumah bantuan yang dibangun pada tahun 2019 lalu senilai Rp83,3 juta kini tidak memiliki sarana listrik, kecuali kabel listrik yang mereka pasang dari rumah
sebelumnya yang tidak layak huni.

“Dulu kami dijanjikan rumah ini akan dipasang lampu (listrik), tapi belum pernah ada sampai sekarang,” kata M Hasan dan isterinya Sutihad, belum lama ini di Nagan
Raya.

Menurut pasangan suami isteri ini, mereka terpaksa menempati rumah bantuan layak huni tersebut setelah rumah yang saat ini mereka tempati bocor ketika diguyur hujan.

Padahal, mereka belum bisa menempati rumah tersebut karena tidak memiliki sarana penerang listrik.

“Karena rumah kami sudah bocor, maka mau tidak mau kami harus masuk ke rumah baru karena rumah yang lama sudah masuk air hujan,” kata Sutihad.

Selaku penerima bantuan, mereka mengaku senang dengan pemberian bantuan rumah layak huni yang sudah dibangun melalui dana desa.

Namun yang membuat mereka sekarang tidak mengerti, rumah yang mereka tempati tersebut belum ada sarana listrik yang tersambung dari PLN.
Papan nama kegiatan pembangunan satu unit rumah bantuan layak huni berlokasi di Dusun Setia Kawan, Desa Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh diduga dibangun tanpa sambungan listrik dari PT PLN (Persero), Sabtu (4/7/2020). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)

Sementara itu, Kepala Desa Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Rusli yang berupaya dikonfirmasi sejak Senin (29/6) hingga Sabtu (4/7) hingga
berita ini ditulis, belum berhasil dimintai keterangannya meski upaya konfirmasi sudah dilakukan.

Nomor telepon miliknya yang dihubungi untuk mendapatkan upaya hak jawab juga tidak diangkat meski terdengar nada sambung.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020