Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Aceh kini mulai memproduksi batu alam jenis giok untuk dipasang pada sejumlah sisi bangunan Masjid Agung Baitul ‘Ala, berlokasi di Pusat Perkantoran Pemerintah Kompleks Perkantoran Suka Makmue.
Bangunan dengan sebutan “Masjid Giok” tersebut nantinya diharapkan akan menjadi ikon wisata dan destinasi tujuan baru wisata islami Indonesia yang berada di wilayah barat Aceh.
“Dibutuhkan sekitar 7.000 meter persegi batu Giok untuk ditempatkan di sejumlah sisi bangunan Masjid Agung Baitul 'Ala,” kata Bupati Nagan Raya, Aceh, HM Jamin Idham di Suka Makmue, Rabu.
Menurutnya, selain batu Giok, nantinya pada bangunan masjid tersebu akan dipasang sejumlah variasi batu yang akan ditempatkan di masjid tersebut.
Diantaranya Giok jenis Black Jade akan dipasang dibagian tangga, kemudian Giok Nefrite dan jenis Giok lain akan dipasang di bagian dalam lantai serta di sejumlah sisi bangunan lainnya.
Ia menargetkan, pemasangan batu alam tersebut akan tuntas secara keseluruhan pada tahun 2022 mendatang.
Seluruh batu alam yang diambil di kawasan hutan Krueng Isep, Kecamatan Beutong tersebut seluruhnya diolah di Nagan Raya, yakni di kawasan Desa Blang Sapek, Kecamatan Suka Makmue.
Seluruh pekerja dan peralatan pembuatan serta alat belah batu didatangkan dari Tulung Agung, Provinsi Jawa Timur.
Hal ini dilakukan guna menghemat biaya produksi dan memaksimalkan pembuatan bahan dasar lantai yang akan dipasang di masjid agung setempat.
Bupati HM Jamin Idham juga menjelaskan, batu giok yang saat ini masih diproduksi di daerah tersebut mulai dikerjakan pada tahun ini dan diprediksi akan tuntas pada tahun 2021 mendatang.
Ada pun ukuran batu yang diproduksi tersebut memiliki ukuran 60 centimeter x 150 centimeter, dengan lama proses pemotongan batu mencapai satu jam lebih, ungkapnya.
“Insya Allah, jika tidak ada kendala, pada tahun 2022 mendatang. Masjid Giok Nagan Raya ini akan tuntas secara keseluruhan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beribadah, serta aneka kegiatan keagamaan lainnya,” katanya menuturkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Bangunan dengan sebutan “Masjid Giok” tersebut nantinya diharapkan akan menjadi ikon wisata dan destinasi tujuan baru wisata islami Indonesia yang berada di wilayah barat Aceh.
“Dibutuhkan sekitar 7.000 meter persegi batu Giok untuk ditempatkan di sejumlah sisi bangunan Masjid Agung Baitul 'Ala,” kata Bupati Nagan Raya, Aceh, HM Jamin Idham di Suka Makmue, Rabu.
Menurutnya, selain batu Giok, nantinya pada bangunan masjid tersebu akan dipasang sejumlah variasi batu yang akan ditempatkan di masjid tersebut.
Diantaranya Giok jenis Black Jade akan dipasang dibagian tangga, kemudian Giok Nefrite dan jenis Giok lain akan dipasang di bagian dalam lantai serta di sejumlah sisi bangunan lainnya.
Ia menargetkan, pemasangan batu alam tersebut akan tuntas secara keseluruhan pada tahun 2022 mendatang.
Seluruh batu alam yang diambil di kawasan hutan Krueng Isep, Kecamatan Beutong tersebut seluruhnya diolah di Nagan Raya, yakni di kawasan Desa Blang Sapek, Kecamatan Suka Makmue.
Seluruh pekerja dan peralatan pembuatan serta alat belah batu didatangkan dari Tulung Agung, Provinsi Jawa Timur.
Hal ini dilakukan guna menghemat biaya produksi dan memaksimalkan pembuatan bahan dasar lantai yang akan dipasang di masjid agung setempat.
Bupati HM Jamin Idham juga menjelaskan, batu giok yang saat ini masih diproduksi di daerah tersebut mulai dikerjakan pada tahun ini dan diprediksi akan tuntas pada tahun 2021 mendatang.
Ada pun ukuran batu yang diproduksi tersebut memiliki ukuran 60 centimeter x 150 centimeter, dengan lama proses pemotongan batu mencapai satu jam lebih, ungkapnya.
“Insya Allah, jika tidak ada kendala, pada tahun 2022 mendatang. Masjid Giok Nagan Raya ini akan tuntas secara keseluruhan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beribadah, serta aneka kegiatan keagamaan lainnya,” katanya menuturkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020